Sea Bed Mining Potensi yang Belum Termanfaatkan

0
260
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, geoenergi – Indonesia merupakan salah satu negara terluas di dunia dengan total luas negara 5.193.250 km² yang mencakup daratan dan lautan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki lautan yang sangat luas yakni sekitar 3.273.810 km². Menurut Plt. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Luhut Binsar Pandjaitan Indonesia masih memiliki cadangan pertambangan yang sangat besar dan masih tersimpan di lautan karena terbatasnya kegiatan eksplorasi.

Cadangan-cadangan yang tersimpan di lautan tersebut dapat berupa minyak dan gas bumi atau mineral dan batubara. Angka-angka cadangan minyak dan gas yang dimiliki Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, saat ini menunjukkan cadangan terbukti minyak bumi berada di angka 3,602.53 MMSTB, sedangkan cadangan potensial diangka 3,702.49 MMSTB. Angka – angka cadangan tersebut menurut Luhut diyakini masih dapat ditingkatkan jika kegiatan eksplorasi dilakukan secara massif.

“Kita secara internasional memiliki hampir 6.000.000 km square sea bed mining dan sea bed mining kita tersebut belum ada satupun yang kita sentuh,” ujar Luhut.

Sea bed mining tersebut lanjut Luhut, terdapat hampir diseluruh wilayah Indonesia baik di utara, timur dan selatan Indonesia.” Sea bed mining inilah yang menjadi target kita untuk dieksplorasi dan saya minta kepada temen-temen ESDM untuk mengeksplor yang namanya sea bed mining ini,”lanjut Luhut.

Selain minyak dan gas bumi, potensi mineral juga ditemukan dibanyak tempat di laut Indonesia seperti yang diutarakan Direktur Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) BPPT, Dr Yusuf Surahman, yang dikutif dari halaman resmi website Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kandungan mineral yang bernilai ekonomis akan ditemukan dalam jumlah potensial di perairan utara Sulawesi dan Maluku karena topografi dasar lautnya sama dengan di Papua Niugini yang telah diketahui kaya akan sumber mineral dasar laut. Sumber tambang dasar laut di Papua Niugini mengandung tembaga, seng, plumbum, emas, dan perak. Eksploitasinya mencapai 200 ton per hari.

Selanjutnya tahun 2002 di Selat Sunda pada daerah tujaman dan sobekan pada pertemuan lempeng benua di lokasi tersebut. Dari penelitian itu diketahui tidak ditemukan adanya hidrotermal aktif. Namun, tim ilmuwan menemukan adanya indikasi emas di Teluk Semangko dekat gunung api bawah laut yang sudah tidak aktif lagi. Gunung itu dekat dengan Pulau Tabuan Air disebut Gunung Tabuan Air. Kandungan emas di lokasi itu sekitar 5 part per billion atau 0,5 gram per ton.

Sebagai negara maritim yang memiliki wilayah territorial didominasi laut sudah selayaknya menempatkan potensi laut untuk kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi prioritas republik ini. Luasnya lautan Indonesia ini membawa keberkahan bagi bangsa Indonesia. Sumber daya alam yang terkandung di dalam lautan sangat besar dan ini tentunya dapat digunakan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.(esdm/pw)

LEAVE A REPLY