Kepala BPPT: Butuh Iptek dan Inovasi Agar Indonesia Bisa Mandiri

0
354
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto menyebut bahwa Kejayaan suatu bangsa membutuhkan adanya Iptek dan inovasi. Namun Unggul juga mengakui bahwa inovasi anak bangsa masih sulit untuk menembus industri dalam negeri.

“Butuh effort yang sangat besar agar sebuah inovasi dapat diproduksi massal. Tak hanya dari segi sisi biaya. Butuh waktu lama, bahkan terkadang terbentur aturan yang berlaku,” katanya.

Unggul mencontohkan inovasi BPPT yakni garam industri yang baru saja diproduksi massal oleh Kimia Farma butuh waktu hampir 20 tahun untuk diterima industri. “Padahal selama ini Indonesia hampir 99 persen selalu impor garam farmasi untuk bahan baku kebutuhan farmasi,” terangnya.

Tak hanya garam farmasi tambah Unggul. BPPT saat ini telah berhasil uji coba Radar ADS B untuk navigasi pesawat terbang, bahkan sudah digunakan di Bandara Ahmad Yani Semarang. Mirisnya kata Unggul, Radar inovasi BPPT itu belum bisa di produksi oleh industri, padahal dirinya sudah berupaya menggandeng industri dalam negeri, yakni PT LEN dan PT INTI.

“Radar itu belum bisa di sertifikasi. Instansi terkait belum ada regulasi nya. Ya sampai sekarang sedang kita upayakan agar Kementerian terkait dapat membuat SOP nya agar radar tersebut dapat di produksi dalam negeri. Padahal banyak bandara di Indonesia yang belum memiliki radar,” papar Unggul.

BPPT lanjut Unggul, terus berupaya agar inovasi dan teknologi dapat menjadi pilar pembangunan Indonesia. “Tidak mungkin tanpa ada hal tersebut. Kita harus punya kemandirian industri. Makin kedepan teknologi makin diperlukan. Siapa yang menguasai teknologi, maka bangsa itu akan maju,” lugasnya.

Sebagai informasi pada diskusi ini, hadir sebagai narasumber antara lain Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Ir Unggul Priyanto, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Dr Muhamad Dimyati, dan Wakil Ketua Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof Dr Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro. (pam)

LEAVE A REPLY