Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bidang Geologi Penting untuk Sektor Migas

0
310
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Bandung, www.geoenergi.co.id – PT Pertamina EP anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di industri hulu migas dan juga merupakan kontraktor kontrak kerjasama di bawah naungan SKK Migas, semakin serius untuk mendukung ketahanan energi di Indonesia.

Hal ini ditunjukkan dengan upaya perusahaan yang semakin agresif melakukan berbagai upaya pencarian cadangan migas, salah satunya dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Pertamina EP dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bidang Geologi di Wilayah Kerja PT Pertamina EP.

“Tujuan dari penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah untuk menegaskan komitmen dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi eksplorasi di bidang geologi khususnya terkait sumber daya minyak dan gas bumi,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Dr. Ir. Ego Syahrial, M.Sc. di Auditorium Geologi Bandung.

Ego Syahrial melanjutkan bahwa secara resources Indonesia punya potensi cadangan sebesar 52 Miliar Barel Migas, dimana masih ada lebih dari 50% yang belum optimal dipetakan. “Badan Geologi pada tahun 2009 telah mengidentifikasi bahwa Indonesia memiliki potensi sebanyak 128 cekungan sedimen, itu besar. Belum pernah kita survey seismik secara nyata. Kita akan lakukan penyelidikan di daerah untuk menambah kuota,” ujarnya.

Kita, lanjut Ego Syahrial, membutuhkan waktu antara dua sampai tiga tahun untuk penelitian kemudian dilelang. Setelah itu membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk pengembangan. “Identifikasi kita merata, di wilayah Timur dan remote area seperti hutan dan Offshore. Jadi daerah seperti itu yang akan kita lakukan untuk penelitian,” jelasnya.

Sementara itu menurut President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan, perusahaan selalu berkomunikasi dengan pihak terkait terutama dengan pemerintah untuk mewujudkan cita–cita pemenuhan energi di Indonesia.

“Kami secara informal selalu berhubungan dengan badan geologi. Paling tidak untuk penggunaan peta geologi, kami selalu memakai hasil penelitian badan geologi. Karena mereka punya data yang cukup bagus. Sehingga tidak perlu mulai dari nol sebab sudah ada data dari geologi,” kata Rony.

Terkait dengan lokasi penelitian, Rony menjelaskan bahwa nanti akan dilakukan penelitian oleh Badan Geologi ke seluruh wilayah kerja Pertamina EP di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua. “Potensi migas di Kawasan Timur Indonesia seperti di Papua cukup banyak. Data eksisting kami nanti ditambah dengan yang baru dari Badan Geologi, sehingga bisa kita sinergikan, tujuannya meningkatkan cadangan migas Indonesia,” pungkas Rony.

LEAVE A REPLY