Tim Badan Geologi Terus Lakukan Inventarisasi Gerakan Tanah Garut

0
429
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Tim Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, saat ini terus melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab terjadinya gerakan tanah dan banjir bandang di tujuh wilayah terdampak gerakan tanah longsor dan banjir bandang. Selain melakukan pemeriksaan, Tim Badan Geologi untuk Garut juga memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana gerakan tanah dan banjir bandang kepada instansi terkait dan sosialisasi kepada masyarakat.

Tim Badan Geologi memperkirakan, faktor penyebab terjadinya longsor dan banjir bandang antara lain, sifat fisik batuan yang sarang serta sarang air disertai dengan curah hujan yang lebat dan dalam waktu cukup lama di bagian hulu, sebelum dan pada saat kejadian banjir bandang memungkinkan terjadinya pembendungan material longsor ke dalam alur sungai.

Tujuh Kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, yaitu Bayongbong, Garut Kota, Banyu Resmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Karang Pawitan, dan Samarang diterjang banjir bandang hari Selasa malam, 21 September 2016 yang lalu. Beberapa lokasi terdampak juga disertai dengan terjadinya gerakan tanah longsor.

Wilayah terdampak merupakan wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi karena itu masyarakat wilayah terdampak untuk tetap waspada terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. “Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Provinsi Jawa Barat bulan September 2016 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), daerah bencana termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah – tinggi dan berpotensi banjir bandang artinya daerah tersebut mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” ujar Kepala Badan Geologi, Ego Syahrial seperti dilansir esdm.go.id. Kamis (29/9).

Kondisi daerah bencana, secara umum topografi di sekitar lokasi gerakan tanah berupa dataran dengan ketinggian lebih dari 748 m dpl. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Jawa (M. Alzwar, N. Akbar dan S. Bachri, 1992) batuan penyusun daerah bencana berupa endapan rempah lepas gunungapi muda tak teruraikan (Qypu), yang terdiri dari abu gunungapi dan lapilli, tuf pasiran bongkah-bongkah andesit-basal, breksi lahar dan rempah lepas, dan batuan gunungapi kracak-puncak gede (Qkp), yang terdiri dari tuf kaca halus dan tuf sela, mengandung lapili batuapung, breksi lahar dan lava, serta alluvium (Qa) yang terdiri dari lempung, lanau, pasir halus hingga kasar dan kerikil serta bongkah-bongkah batuan beku dan sedimen.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Badan Geologi, Ibu Ivy Ego Syahrial beserta anggota dan perwakilan dari Subbag Humas dan Kerjasama, Sekretariat Badan Geologi mengunjungi 4 (empat) Posko Korban Bencana Banjir Bandang untuk memberikan bantuan secara langsung. Kamis (21/9).

Bantuan tersebut merupakan bagian bentuk kepedulian sosial dari Keluarga Besar Badan Geologi dalam meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Empat Posko tersebut adalah Komando Distrik Militer 0611 Garut, yang diterima oleh Bapak Dan Zaini Pasi Log Kodim 0611 Garut, Komando Rayon Militer 1111 Tarogong Garut, diterima oleh Serma Bati Ruud, Posko Cimacan Desa Haur Panggur yang diterima oleh Bapak H. Asep Pepen.

Bantuan sosial yang diberikan berupa selimut, mukena, sajadah, handuk, sarung, sabun cuci, peralatan mandi, sandal jepit, peralatan sekolah, pakaian dalam pria/wanita dan anak-anak, peralatan makan, ember, snack, dan beras. Disamping itu rombongan mengunjungi SLB C YKB Garut dan menyerahkan bantuan berupa uang tunai kepada Wakil Kepala Sekolah, Bapak Amang Sumarwan, S.pd dan Ustad Encep warga jalan Cipanas Garut.

LEAVE A REPLY