HARGA GAS DI SINGAPURA TERNYATA LEBIH MAHAL DIBANDING RI

0
575
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan harga gas untuk industri dapat turun menjadi 6 dolar AS per MMBTU guna meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Karena harga tersebut dinilai paling pas di Indonesia, yang notabene sepadan dengan negara-negara tetangga.

Namun demikian rupanya, Presiden Jokowi tidak mendapatkan informasi yang benar tentang harga gas industri di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Harga gas sebuah negara tidak bisa apple to apple dibandingkan. Misal harga gas di Singapura dengan di Indonesia, ataupun harga gas di Malaysia dengan di Indonesia,” kata Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto saat dihubungi, Senin (10/10/2016).

Menurut Pri, harga gas di Malaysia sudah pasti lebih rendah, karena adanya subsidi dari pemerintah.

Ternyata di Singapura, sambung Pri Agung ada juga yang disubsidi, sedangkan yang tidak maka harganya jauh lebih mahal.

Dan, mengutip harga gas di Singapura melalui citygas.com.sg dijelaskan harga gas rata-rata di negara tersebut per 1 Agustus sampai 31 Oktober 2016 termasuk pajak yang dijual ke konsumen mencapai 18,5 dolar per mmbtu.

Sedangkan harga gas di Malaysia karena adanya subsidi mencapai 6,6 dolar per mmbtu. Adapun di China harga gasnya sebesar 15 dolar per mmbtu dan di Thailand sebesar 7,5 dolar per mmbtu. Sementara harga gas di Indonesia sebesar 9 dolar per mmbtu.

“Jadi tolonglah, siapapun yang menyampaikan informasi ke Presiden Jokowi jangan sepotong-sepotong seolah-olah harga gas kita paling tinggi,” tegas Pri Agung.

Pada intinya, di tengah menurunnya harga minyak dunia memang sudah sepantasnya harga gas turun, namun tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan dengan mematok harga. Pemerintah justru memiliki peranan besar yang menyebabkan harga gas tinggi. (Pam)

LEAVE A REPLY