Pembangkit Listrik Berbasis Bioenergi Bisa Mencapai 2069 MW

0
281
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id– Pemerintah optimis dapat mengembangkan energi baru terbarukan sebesar 3,6 gigawatt (GW) pertahun dalam kurun waktu 10 tahun. Ini merupakan salah satu langkah untuk mencapai target 23 persen energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional atau setara dengan 45 GW pada tahun 2025.

Direktur Bioenergi Sudjoko Harsono mengatakan guna mengembangkan energi baru terbarukan dengan kapasitas tersebut dibutuhkan investasi Rp1600 triliun. “Saat ini kapasitas terpasang energi baru terbarukan 8,66 GW atau memberikan kontribusi sebesar 9,8 persen dalam bauran energi nasional,”katanya seperti dilansir laman ebtke.esdm.go.id, Selasa, 11 Oktober 2016.

Khusus untuk bioenergi, lanjut Sudjoko, untuk mengoptimalisasi pengembangannya pemerintah telah membuat beberapa kebijakan dan program agar kontribusi bioenergi pada tahun 2025 sesuai dengan target, antara lain menerapkan mandatori penggunaan bahan bakar nabati (BBN) dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) nomor 32 tahun 2008 yang kemudian direvisi menjadi Permen nomor 12 tahun 2015 tentang penyediaan, pemanfaatan dan tata niaga BBN (biofuel) sebagai bahan bakar lain. “Kita juga semua tahu Indonesia sukses dalam menerapkan mandatori B20 dan sekarang pemerintah bersama dengan stakeholder bersiap untuk ke tingkat lebih tinggi lagi yaitu mandatori B-30,”paparnya.

Selanjutnya, menurut Sudjoko, Pemerintah juga menetapkan skema feed in tariff untuk biomass, biogas dan pembangkit listrik sampah kota dengan diterbitkannya Permen ESDM nomor 44 tahun 2015 tentang pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik berbasis sampah kota yang merupakan revisi dari Permen nomor 19 tahun 2013, kemudian Permen ESDM nomor 21 tahun 2015 tentang pembelian listrik dari pembangkit listrik berbasis biomass dan biogas. “Perkembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi berjalan baik terutama setelah pemerintah menerapkan kebijakan feed in tariff,”tegas dia.

Sudjoko menjelaskan, potensi bioenergi di Indonesia saat ini setara dengan 32 GW secara nasional dan mampu menjangkau daerah terpencil serta pulau terluar di Indonesia sehingga diharapkan dengan pengembangan listrik berbasis bioenergi dapat membantu target elektrifikasi nasional 100 persen.

“Hingga tahun ini, total kapasitas pembangkit listrik berbasis bioenergi on grid mencapai 128,6 MW yang terdiri dari biogas, biomass dan sampah kota dan bisa mencapai 2069 MW dalam tahun ini,”pungkas dia.

LEAVE A REPLY