Produksi Bersih dan Efisiensi Energi di Industri Indonesia

0
307
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), berinisiatif mengadakan workshop “Produksi Bersih dan Peningkatan Efisiensi Energi di Industri Indonesia”. Direktur Pusat Teknologi Lingkungan (PTL-BPPT) Rudi Nugroho menuturkan bahwa workshop ini ditujukan agar kalangan industri dapat melakukan efisiensi energi dengan menggunakan teknologi yang tepat dan efisien.

“Industri harus optimalkan penggunaan teknologi hijau. Kuncinya adalah penggunaan inovasi teknologi untuk peningkatan sistem produksi. BPPT membuka diri terhadap industri untuk bermitra dalam pemanfaatan sumberdaya teknologi. Selain itu BPPT juga melakukan layanan audit energi untuk industri,” kata Rudi.

Rudi kemudian mengatakan, saat ini di dunia internasional tiap negara berupaya untuk mengurangi emisi dari sektor industri dari sisi penghematan energi. “Dengan melakukan efisiensi energi, maka emisi juga akan terhemat,” ungkapnya kepada awak media di sela Workshop Produksi Bersih dan Peningkatan Efisiensi Energi untuk Industri di Indonesia, di Kantor BPPT Jakarta.

BPPT lanjut Rudi, sudah melakukan audit teknologi untuk efisiensi energi dan produksi bersih dengan menggandeng The Energy and Resource Institute India. Audit dilakukan pada 4 industri besi baja yakni PT Krakatau Wajatama, PT Bhirawa Steel, PT Ispat Bukit Jaya dan PT Hanil Jaya Steel. Industri besi dan baja dipilih karena lahap energi dalam proses produksinya.

“Kajian ini, menghasilkan indentifikasi efisiensi energi pada beberapa peralatan maupun proses seperti reheating furnace, kompresor, pompa, lampu, sistem sirkulasi air, serta sistem kelistrikan,” tambahnya.

Rudi menjelaskan, dari audit yang dilakukan itu ditemukan identifikasi penghematan energi yang dapat dilakukan industri. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk menentukan rekomendasi aksi untuk melakukan. “Dengan efisiensi energi, akan tercipta penurunan biaya produksi dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan daya saing industri,” tegas Rudi.

Di tempat yang sama Kepala Seksi Penerapan Teknologi Industri Balitbang Industri Kementerian Perindustrian, Deni Noviansyah menjelaskan bahwa revolusi industri saat ini menuntut adanya aspek ramah lingkungan.

Untuk itu kata Deni, pemerintah berupaya memperkuat berbagai aspek untuk menuju ke arah tersebut, seperti penguatan Infrastruktur, Kompetensi sumberdaya manusia, serta aspek kekayaan intelektual. “Utamanya adalah berupaya memaksimalkan teknologi modern dalam proses manufaktur yang efisien dan ramah lingkungan,” tutupnya.

Sebagai informasi workshop ini diselenggarakan atas kerjasama Pusat Teknologi Lingkungan (PTL-BPPT) dan Balai Besar Teknologi Konservasi Energi (BBTKE-BPPT) dengan United Nation for Environmental Programme – Regional Office of Asia Pacific (UNEP-ROAP) dan The Energi and Resource Institute (TERI) India.

Selain untuk menyosialisasi hasil detail assessment pemanfaatan energi, workshop ini juga bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan antara industri dengan vendor teknologi untuk mendukung implementasi rekomendasi hasil assessment. “Diharapkan dari workshop ini, terjadi pertukaran informasi antar pemangku kepentingan. Selain itu, kalangan industri dapat melakukan efisiensi energi dengan menggunakan teknologi yang tepat dan efisien,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY