Impor Minyak Mentah Terus Ditekan Pertamina

0
157
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: istimewa

Jakarta – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mendukung keputusan pemerintah Indonesia untuk keluar sementara dari keanggotaan OPEC. Bagi Dwi ini keputusan yang rasional dengan pertimbangan material minyak Indonesia.

Menurutnya, keinginan OPEC untuk memangkas produksi 1,2 juta barel per hari, tidak termasuk kondensat, kemudian disusul dengan memangkas produksi minyak 5% atau sekitar 37.000 barel per hari (bph), akan berpengaruh signifikan untuk industri migas serta ketahanan energi nasional.

“Indonesia sekarang ini memerlukan peningkatan produksi minyak mentah untuk mengurangi impor. Jadi, berapapun peningkatan yang berhasil dilakukan akan sangat berarti. Apabila Indonesia tidak mengambil keputusan ini, berarti impor minyak akan semakin tinggi. Keputusan pemerintah ini sangat rasional dan realistis untuk kondisi Indonesia,” jelas Dwi, di Jakarta, Kamis lalu.

Dwi memaparkan bahwa Indonesia mengimpor sekitar 50% atau sekitar 430 ribu barel per hari kebutuhan minyak mentah untuk pengolahan di kilang nasional. Pertamina terus melakukan upaya-upaya menekan impor minyak mentah.

Untuk produksi minyak mentah Pertamina di tanah air, hingga September 2016 rata-ratanya mencapai 223 ribu barel per hari atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu. Pembelian dari KKKS naik menjadi sekitar 12 ribu barel per hari dari tahun lalu hanya sekitar 4 ribu barel per hari.

Sampai dengan September 2016 lalu, produksi minyak (net to share) Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi mencapai 86 ribu barel per hari, sedangkan gasnya mencapai 207 mmscfd sehingga produksi migas PIEP sampai dengan sembilan bulan pertama 2016 mencapai 122 ribu barel setara minyak per hari. (Pam/foto: ist)

LEAVE A REPLY