Limbah Nanas Suburkan Lahan Gambut Tanpa Bakar Lahan

0
216
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: BPPT

www.geoenergi.co.id – Akhir tahun tak halangi BPPT wujudkan kerja nyata. Terus merekayasa teknologi, hasilkan inovasi. Kali ini BPPT hadirkan solusi untuk petani lahan gambut, agar mampu bercocok tanam tanpa membakar lahan.

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Eniya Listiani Dewi, menyebut jajarannya berhasil ciptakan Biopeat Pine, paduan Fungi dan Limbah Nanas, yang mampu menyuburkan lahan gambut tanpa membakarnya.

“Stop bakar lahan, BioPeat Pine ini mampu memberi kesuburan lahan gambut dengan menambah tingkat keasaman atau kadar pH, menggantikan budaya membakar yang hasilkan abu,” terang Eniya saat meresmikan Laboratorium dan Pusat Informasi Teknologi Biopeat (LPITB), Pulau Burung, beberapa hari lalu.

Menurut Eniya, luas lahan gambut di Riau, katanya menurut data setempat yakni 4,3 juta Hektar (ha), tentu perlu diberikan solusi pupuk hayati agar mengubah budaya petani yang membakar lahan sebelum menanami lahan.

BPPT selaku penyedia teknologi, telah berhasil mengembangkan pupuk hayati yang dapat meningkatkan pH tanah gambut, yang disebut dengan BioPeat. BioPeat yang telah lama direkayasa BPPT ucap Eniya, merupakan pupuk hayati berbentuk padat mengandung mikrob potensial yang telah teruji kemampuannya dalam meningkatkan pH atau kadar asam tanah gambut dan meningkatkan produktivitas tanaman.

Dari data setempat, total penyebaran gambut di Provinsi Riau mencapai luasan 4.360.740 Ha dan Indragiri Hilir merupakan Kabupaten dengan luasan gambut terbesar, yaitu sekitar 998.610 Ha. Tentunya tambah Eniya, areal gambut yang sangat luas ini perlu dikelola dan diolah dengan cara yang baik dan benar agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Aplikasi teknologi BioPeat merupakan salah satu pilihannya.

Kerjasama kemitraan dengan PT Riau Sakti United Plantations untuk kaji terap Teknologi BioPeat dan membangun Laboratorium dan Pusat Informasi Teknologi BioPeat (LPITB) lanjut Eniya, merupakan langkah nyata peran BPPT dalam memberikan solusi dan akses kepada industri untuk memanfaatkan sumberdaya dan hasil rekayasa teknologi yang ada di BPPT.

“Teknologi Bio Peat tersebut dapat menjadi solusi bagi pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian tanpa pembakaran. Bersama mitra kerja kami sudah terapkan di perkebunan milik PT RSUP, biopeat pine sudah diterapkan di lahan percobaan RSUP seluas 4 hektar. Kita sudah buktikan bisa panen buah naga, mangga dan sato imo di lahan gambut,” bangga Eniya.

Dengan teknologi BioPeat, kedepan BPPT bersama dengan PT. RSUP, Badan Restorasi Gambut (BRG), Pemprov Riau, Pemkab Indragiri Hilir dan Universitas Riau akan bekerjasama dan bersinergi untuk mewujudkan “Desa Peduli Gambut Sejahtera”.

Untuk mendukung program tersebut, PT. RSUP sedang membangun unit produksi BioPeat Pine yang mengolah limbah nenas menjadi produk pupuk hayati “BioPeat Pine”. Unit ini diharapkan mampu mengolah limbah nenas menjadi produk BioPeat Pine dengan kapasitas sekitar 15 ton/hari.

“Kedepan kami harap RSUP ini akan dijadikan contoh sukses bagi perusahaan lain, agar Bio Peat dapat dimanfaatkan secara luas di Indonesia” tutup Eniya.(pam)

LEAVE A REPLY