Pertumbuhan Kapasitas Kilang Dalam Negeri Kurang

0
229
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: humas ESDM

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan saat menjadi pembicara kunci di acara Diskusi Akhir Tahun Minyak dan Gas Bumi Kinerja 2016 dan Outlook 2017, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (19/12) mengungkapkan pertumbuhan kapasitas kilang dalam negeri bertahun-tahun tidak pernah tumbuh. Sementara itu kebutuhan masyarakat terhadap bahan bakar minyak terus tumbuh seiring tumbuhnya pertumbuhan ekonomi.

Dikatakan Menteri ESDM bahwa kapasitas kilang nasional setidak-tidaknya sama dengan kebutuhan nasional dan dalam rangka meningkatkan partisipasi pihak lain diluar BUMN, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri Oleh Badan Usaha Swasta.

Sambung Jonan lagi, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah memberikan arahan agar kapasitas kilang harus sama dengan kebutuhan nasional. “Kapasitas kilang yang beroperasi saat ini sekitar 800.000 barel per hari sedangkan kapasitas kilang terpasang 1.169.000 barel per hari. Ini sudah bertahun-tahun tidak tumbuh dan arahan Bapak Presiden bahwa sekurangnya kebutuhan nasional itu kapasitas kilangnya harus sama dengan kebutuhan nasional. Jika kilang kita kurang efisien dibikin lebih efisien,” jelas Jonan.

Guna menaikkan kapasitas kilang nasional pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri Oleh Badan Usaha Swasta. Permen tersebut telah ditandangani pada tanggal 10 November 2016.
“Pemerintah juga membuka sekarang kesempatan untuk pihak lain diluar BUMN untuk membangun refinery sendiri disini, dan kalau mau membangun refinery dikasih langsung izin niaga umum. Jadi boleh membuka pompa bensin sendiri,” tambah Jonan.

Dalam kesempatan yang sama itu pula, Jonan menerangkan mengenai jaringan gas rumah tangga (Jargas). Tercatat Jargas tahun 2015 mencapai 7.636 sambungan rumah tangga (SR), tahun 2016 ini diperkirakan akan mencapai 88.915 SR dan tahun 2017 mendatang ditargetkan akan terbangun sebanyak 56.432 SR.

Program Jaringan gas rumah tangga melalui pipa merupakan bagian dari program prioritas nasional, program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan sumber energi yang murah dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekaligus konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).

“Program jargas untuk rumah tangga ini terbilang kecil sekali. Tahun ini targetnya 88.915 SR tahun lalu 7.636 SR, tahun depan karena dipotong-potong dan saya sudah perintahkan kepada Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi coba bikin 100.000 SR, harganya coba diefisienkan dan juga di realokasi yang lain,” katanya.

Penggunaan Jargas melalui gas kota memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat, terutama untuk bahan bakar rumah tangga. Dengan menggunakan gas kota masyarakat dapat mengurangi separuh biaya yang harus dikeluarkan dibandingkan jika menggunakan gas tabung. (pam)

LEAVE A REPLY