PTFI KORBANKAN RIBUAN PEKERJA INDONESIA

0
155
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: istimewa

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Tingkah polah Korporasi satu sama lain memang berbeda dalam menyikapi berbagai keputusan yang diambil dari Pemerintah. Hanya saja bagi Korporasi global selalu memperlakukan karyawan sebagai aset yang paling berharga, dan bukan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan semata.

PTFI sendiri merupakan anak perusahaan dari Freeport MacMoRan yang merupakan raksasa perusahaan pertambangan di Amerika. Dari data yang didapat oleh ICER, tambang PTFI menyumbangkan sekitar 34% untuk tembaga dan 96% untuk penjualan emas karenanya tidak heran PTFI merupakan backbone bagi Freeport MacMoRan. Tanpa PTFI Freeport akan kehilangan 1/3 keuntungannya, demikian pernyataan Iqbal Tawakal, Kordinator Indonesian Community For Energy Research (ICER) kepada geoenergi di Jakarta, Minggu (19/2).

Dilihat dari cost perpound tambang yang diperoleh hanya sekitar US$0.49/Pound, maka operasi tambang di Freeport di Papua sangat rendah dibanding tambang Freeport di negara lain yang rata-rata disekitaran US$1.1/Pound, maka jelas tambang PTFI baik dilihat dari Produksi maupun Cost yang digunakan sangat menguntungkan Freeport MacMoRan, sambungnya.

PEKERJA INDONESIA DIUJUNG TANDUK

PTFI sendiri saat ini masih ngeyel dengan kesepakatan yang awalnya sudah mereka setujui bersama Pemerintah Indonesia dengan mengubah Kontrak Karya menjadi IUPK. Pemerintah bergerak cepat karena tidak ingin nasib 33 ribu Pekerja Indonesia menjadi tidak menentu karena PTFI stop produksi karena larangan ekspor mineral yang jika ditinjau kebelakang lagi-lagi dikarenakan PTFI ingin buying time.

PTFI telah mengajukan rekomendasi ekspor melalui surat No 571/OPD/II/3017 tanggal 16 Februari 2017 dengan menyertakan pernyataan komitmen membangun smelter dan sesuai dengan IUPK yang telah diterbitkan, Dirjen Minerba menerbitkan rekomendasi ekspor untuk PTFI No 352/30/DJB/2017 pada 17 Februari 2017.

ICER sangat menyesalkan bilamana PTFI menolak rekomendasi ekspor tersebut hanya karena berusaha bernegosiasi terkait permasalahan pajak. Terkait pajak, Pemerintah Indonesia saat ini berupaya mengedepankan solusi terbaik bukan hanya kepada PTFI tetapi keseluruhan Perusahaan Tambang di Indonesia.

Bagi ICER, penolakan PTFI atas rekomendasi ekspor tersebut merupakan ancaman nyata bagi keseluruhan Pekerja PTFI yang notabene adalah *PEKERJA INDONESIA*.

DUKUNGAN ARBITRASE

Pernyataan Menteri Jonan kemarin yang menyampaikan Pemerintah sangat siap bila PTFI akan membawa permasalahan ini pada jalur arbitrase international didukung penuh oleh ICER.

Sudah saatnya Pemerintah beraksi keras terhadap korporasi yang jelas-jelas tidak memiliki iktikad baik dan juga tidak mempunyai concern terhadap para Pekerjanya.

ICER juga menyampaikan kepada seluruh elemen baik seluruh NGO dan juga Pemerintah Daerah bersama-sama merapatkan barisan untuk menekan PTFI untuk jangan mengorbankan kepentingan Pekerjanya, karena sesungguhnya sejak tahun 1967 Freeport MacMoRan telah mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis dan menempatkan mereka pada perusahaan pertambangan kelas dunia yang backbone operasi berasal dari Tanah Papua-Indonesia.(pam)

LEAVE A REPLY