Harga Gas Murah Dongkrak Industri Petrokimia Nasional

0
170
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: istimewa

Sidoarjo, www.geoenergi.co.id – Dalam upaya mempercepat realisasi investasi industri petrokimia, Kemenperin telah mengusulkan agar sektor ini perlu mendapatkan penurunan harga gas. Dipastikan, dengan harga gas yang kompetitif, daya saing industri petrokimia nasional makin meningkat.

“Tiga industri yang bisa menikmati harga gas murah per 1 Janurai 2017 sesuai Perpres Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penurunan Harga Gas adalah industri petrokimia, pupuk, dan baja. Namun, kami juga minta tidak hanya sektor BUMN yang menikmatinya, tetapi juga sektor swasta,” tutur Airlangga Hartarto.

Menperin menyampaikan, di Teluk Bintuni, Papua Barat terdapat dua sumber gas yang potensial untuk menyuplai bahan baku bagi industri petrokimia. Proyek ini akan dikembangkan PT Pupuk Indonesia dan Ferrostaal GmbH senilai USD1,5 miliar.

“Dua sumber gas potensial tersebut, yaitu di proyek Tangguh dan di blok eksplorasi Kasuri yang berada di selatan Tangguh sampai Kabupaten Fakfak. Diharapkan juga segera muncul keputusan untuk memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan yang akan membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni,” paparnya.

Kemenperin mencatat, potensi gas bumi di kawasan tersebut yang sudah diidentifikasi sebesar 23,8 triliun standar kaki kubik (TSCF), dengan 12,9 TSCF sudah dialokasikan untuk 2 train liquefied natural gas (LNG), dan sisanya sebesar 10,9 TSCF untuk 1 train LNG. Selain itu, ditemukan cadangan baru sebesar 6-8 TSCF.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengaku optimistis pertumbuhan industri petrokimia dapat naik sebesar 6 persen pada tahun 2017 dibandingkan capaian tahun lalu sekitar 5,2 persen. Kenaikan pertumbuhan tersebut ditopang oleh sejumlah investasi di sektor petrokimia yang ditargetkan dapat segera dimulai tahun ini.

“Kami menargetkan investasi di sektor IKTA sepanjang tahun ini dapat mencapai Rp 152 triliun. Tahun lalu investasinya sebesar Rp 110 triliun. Untuk tahun ini akan didorong oleh industri petrokimia seperti investasi pabrik nafta cracker oleh Lotte Chemical Titan dan Chandra Asri, mereka sudah setuju untuk dimulai tahun ini,” tegasnya. (pam)

LEAVE A REPLY