Jakarta, www.geoenergi.co.id – Di tengah lawatan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) hari Rabu (1/3) melakukan aksi di pelataran kantor PT Pertamina (persero). Aksi yang dilakukan para pekerja Pertamina itu sebagai bentuk penolakan rencana joint venture (JV) Aramco pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang Cilacap.
“Ini kebetulan Raja Salman selaku pemilik Aramco hadir di Indonesia. Kami ingin sampaikan pesan bahwa para pekerja Pertamina menolak bentuk kerjasama JV dengan Saudi Aramco,” kata Presiden FSPPB Noviandri di tengah-tengah acara “Apel Siaga dan Doa Bersama”.
Proyek RDMP adalah sesuatu yang harus dilakukan Pertamina untuk mengembangkan kilang guna menjaga produksi agar tidak turun. Namun demikian, skema project finansial dengan pola JV seperti itu disebut Noviandri adalah sesuatu yang tidak tepat dan membahayakan bisnis Pertamina.
“Daripada JV pada proyek RDMP atau pengembangan kilang eksisting, lebih baik Aramco bekerja sama dengan Pertamina untuk proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau proyek pembangunan kilang baru,” ungkapnya. (pam)