Peluang Industri Petrokimia di Indonesia Sangat Besar

0
246
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas) menilai sudah perlu adanya integrasi refinery dengan pabrik petrokimia. Dan, menurut Wakil Ketua Inaplas, Suhat Miyarso, saat seminar Inaplas bertema “Peluang Integrasi Kilang Minyak dengan Industri Petrokimia”, di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa (6/3), untuk jenis petrokimia di Indonesia salah satunya adalah Etilen.

Sampai saat ini, etilen hanya bisa memenuhi setengah dari kebutuhan industri. Bahan baku etilen sebagian besar hanya didatangkan dari satu perusahaan yakni PT Chandra Asri Petrochemical.

“Etilen sekarang ini kebutuhannya sekitar 1,6 juta ton per tahun, yang dipenuhi PT Chandra Asri kira-kira baru 860 ribu ton per tahun,” katanya.

Suhat melanjutkan, kebutuhan industri petrokimia di tanah air masih harus dipasok dari berbagai negara produsen. Oleh karena itu, Suhat menanggapi secara positif adanya integrasi pembangunan kilang (refinery) yang saat ini tengah dijalankan oleh pemerintah bersama PT Pertamina (persero). Dengan pembangunan itu berarti industri tidak perlu lagi mengimpor bahan baku dari luar negeri.

“Jadi sekitar 800-an ton lagi kita impor dari Korea Selatan, Jepang, Singapore dan Malaysia,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban akan menjadi salah satu fasilitas kilang yang akan memproduksi petrokimia dalam jumlah besar. Bersama dengan dua kilang lain yang tengah dikembangkan, diperkirakan kapasitas produksi petrokimia akan meningkat dan memenuhi kebutuhan domestik pada tahun 2025 mendatang.

“Dari Chandra Asri 1 juta ton, kemudian Lotte 1 juta ton, serta Pertamina melalui kilang Tuban bisa 1 juta ton, jadi 2025 tambah 3 juta lagi. Itu sampe 2030 masih oke tapi nanti setelah 2050 minus lagi,” tutup Suhat. (pam)

LEAVE A REPLY