Impor LPG Telah Sentuh ke Angka 65 Persen

0
90
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: pam

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kemen-ESDM, IG Nyoman Wiratmajapuja dalam acara FGD The 41st IPA di Bimasena Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (29/3) menyebutkan Indonesia kalau dibandingkan dengan negara lain, regulasi yang dimiliki Indonesia kurang atraktif untuk menggaet investor di hulu migas.

Wirat menampilkan sebuah grafik yang dibikin dari Wood Mackenzie,. Dalam grafik tersebut digambarkan bahwa negara-negara pesaing Indonesia memberi return cukup tinggi. “Return yang Indonesia berikan ke para investor migas terbilang rendah, jadi kurang atraktif,” katanya.

Lebih lanjut Wirat mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara produsen yang sekaligus pula konsumen energi berbasis fosil. Akan tetapi bila dibandingkan pada produksi, tingkat konsumsi justru yang lebih tinggi.

Indonesia untuk minyak mentah termasuk dalam importir terbesar di dunia, lalu ditambah lagi dengan impor LPG dengan angka impornya telah menyentuh ke 65% dari konsumsi LPG nasional. Padahal potensi Indonesia sangat besar dalam hal eksplorasi migas. Dari sekitar 100 cekungan yang terdata dan diperkirakan kaya akan hidro karbon, baru 30 an cekungan yang diekplorasi cukup mendetail.

Pemerintah telah mengeluarkan dua regulasi yang diharapkan dapat menstimulan para investor migas. Pertama, yaitu tentang penyederhanaan aturan dan perizinan di industri hulu dan kedua dengan diterapkannya skema gross split. (pam)

LEAVE A REPLY