MV Iriana Kapal Tenaga Listrik Pertama di Indonesia

0
192
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Kemenperin

Batam, www.geoenergi.co.id – Industri galangan kapal nasional menunjukkan kemampuannya dalam membuat moda transportasi laut yang berkualitas dan menggunakan teknologi canggih. Ini dibuktikan oleh PT. Sumber Marine Shipyard yang memproduksi kapal angkut semen curah (cement carrier) berkapasitas 9.300 deadweight tonnage (DWT) dengan menerapkan sistem electric propulsion, menjadi yang pertama di Indonesia.

“Karya anak bangsa ini adalah wujud nyata kemandirian industri perkapalan nasional, yang nantinya dapat mendukung kelancaran distribusi barang khususnya untuk muatan semen yang akan digunakan bagi kegiatan pembangunan di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Launching Ceremony Cement Carrier MV. Iriana di PT Sumber Marine Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, beberapa hari lalu.

Kapal yang dipesan PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna (ABB), Jakarta ini digerakkan bukan dengan bahan bakar minyak, namun tenaga listrik yang dihasilkan oleh electric motor, sehingga hemat energi serta ramah lingkungan. Indonesia menjadi negara nomor tiga di Asiadalam membangun jenis kapal ini setelah Jepang dan Taiwan.

Menperin menyampaikan, teknologi tersebut sama dengan yang digunakan oleh Jepang sebagai negara pertama yang menerapkannya, namun buatan Indonesia lebih canggih karena mampu menghemat bahan bakar lebih besar. “Untuk itu, kami memberikan apresiasi karena teknologi di sini akan menghemat energi hingga 20 persen, sedangkan di Jepang hanya saving sekitar 10 persen,” ungkapnya.

MV Iriana yang memiliki spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 7,9 meter, kedalaman ke air 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot tersebut dikerjakan oleh putra putri Indonesia dalam waktu kurang dari setahun. Bahkan, pemakaian bahan baku untuk kapal besar ini, didominasi baja lokal produksi PT Krakatau Posco, Cilegon.

Airlangga menambahkan, pembangunan kapal tersebut mampu menghemat devisa sekitar Rp260 miliar untuk satu kapal sehingga dapat memperkerjakan banyak tenaga kerja lokal dan memperkuat mata uang rupiah. “Kapal ini menyerap tenaga kerja dan bahan baku lokal yang tinggi serta dibangun dengan tepat waktu,” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan kapal ini sejalan dengan langkah pemerintah yang menempatkan sektor maritim sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan nasional, termasuk juga di dalamnya adalah pengembangan industri galangan kapal. “Melalui visi kemaritiman, saat ini pemerintah berupaya agar sektor industri galangan kapal nasional mempunyai daya saing di tingkat global,” ujarnya.

Chairman PT Sumber Marine Shipyard, Haneco W Lauwensi mengaku bangga pihaknya mampu menyelesaikan kapal angkut semen curah berteknologi elektrik tersebut. “MV Iriana, murni hasil karya anak bangsa Indonesia. Ini adalah wujud komitmen kami di dalam negeri sesuai misi Indonesia menuju poros maritim, dengan pengerjaan kurang dari satu tahun oleh 800 pekerja, berhasil membuat kapal berteknologi tinggi,” ujarnya.

Menurut Haneco, keberhasilan ini akan memotivasi industri galangan kapal lain di Indonesia, agar dapat terus maju, tumbuh dan berdaya saing sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. “Saat ini, kami memiliki team work yang siap untuk menanti pekerjaan baru. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kami mendapat orderan lagi,” harapnya. Haneco juga sempat mengucapkan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan MV Iriana.

Hadir dalam kesempatan tersebut Dubes Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya, Staf Khusus Menko Maritim Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro, Ketua Umum INSA Johnson W Sutjipto, dan Staf Ahli Gubernur Kepulauan Riau Syamsuardi.(Pam)

LEAVE A REPLY