Smart Microgrid Alternatif untuk Penyediaan Listrik di Daerah Terpencil

0
129
Share on Facebook
Tweet on Twitter
ilustrasi: ist

Serpong, www.geoenergi.co.id – Sebagai negara dengan salah satu populasi penduduk terbesar di dunia, Indonesia dihadapkan pada dua sisi ekstrim pemenuhan listrik, yakni energi skala besar untuk daerah padat penduduk dan energi mandiri untuk daerah terluar yang tidak terkoneksi dengan jaringan transmisi listrik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan riset teknologi smart microgrid untuk pemenuhan kebutuhan listrik untuk skala lokal yang telah diterapkan di Raja Ampat, Papua dan Ciparay, Jawa Barat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI pada akhir 2016 lalu mencatat rasio elektrifikasi atau tingkat penduduk yang menikmati listrik 100 persen telah mencapai 91,15%. Namun masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik terutama daerah-daerah terpencil. Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau menjadi salah satu kendala. “Tantangan saat ini adalah meningkatkan pasokan energi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan solusi berbasis energi baru dan terbarukan,” jelas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Laksana Tri Handoko, pada Diskusi Publik Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Energi Baru Terbarukan “Smart Microgrid”, Rabu (12/4) di Pusat Penelitian Fisika LIPI, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Menurut Handoko, untuk pasokan energi bagi daerah padat penduduk, alternatif utama yang memungkinkan saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Sebaliknya untuk daerah terluar dan tertinggal, solusi terbaik adalah teknologi smart microgrid .

Teknologi smart microgrid menawarkan sistem kelistrikan skala kecil dengan menggunakan potensi energi baru dan terbarukan di wilayah tertentu. Jangkauan layanannya pun diutamakan hanya untuk masyarakat sekitar. LIPI melalui Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika telah mengembangkan teknologi yang dirintis sejak 2015 ini.

“Kami menggabungkan beberapa pembangkit dari sumber energi terbarukan yaitu mikrohidro, biomassa, dan surya yang dikembangkan dari riset sebelumnya,” terang Budi Prawara, Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI.

Budi menjelaskan, teknologi yang telah diterapkan di Raja Ampat, Papua dan Ciparay, Jawa Barat ini terdiri dari intellegent inverter yang dapat mengonversi sumber energi baru dan terbarukan untuk menyuplai beban listrik. “Kelebihan daya akan disimpan di dalam baterai dan akan digunakan pada saat beban puncak untuk mencegah pemadaman,” paparnya.

Untuk ketersediaan komponen pendukung, Pusat Penelitian Fisika LIPI telah mengembangkan riset penyimpanan energi. “Energi juga menghadapi masalah besar yaitu tentang penyimpan energi. Pusat Penelitian Fisika LIPI telah mengembangkan teknologi pendukung untuk material maju seperti baterai lithium, fuel cell, juga magnet permanen,” terang Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Bambang Widiyatmoko.(pam)

LEAVE A REPLY