Zona Panas Bumi Hadir di Taman Pintar Yogyakarta

0
112
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: esdm

Yogyakarta, www.geoenergi.co.id – Guna memberikan edukasi tentang pemanfaatan dan pengembangan panas bumi di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Pemerintah Kota Yogyakarta menghadirkan Zona Panas Bumi di Taman Pintar Yogyakarta yang mulai dibuka untuk umum hari ini, Jumat (26/5). Zona Panas Bumi diresmikan oleh Direktur Panas Bumi Yunus Saefulhak disaksikan Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin dan Wakil Walikota Yogyakarta Heru Purwadi.

Yunus saat pembukaan menyampaikan bahwa selain tingginya biaya investasi, salah satu kendala pengembangan panas bumi adalah resistensi masyarakat. Masih banyak persepsi masyarakat yang harus diluruskan karena menganggap kegiatan pengembangan panas bumi berbahaya bagi lingkungan. Padahal justru sebaliknya, panas bumi merupakan energi bersih yang menjadi tumpuan masa depan bangsa.

foto: esdm
foto: esdm

“Kita berada di sini dalam rangka mewariskan energi bersih untuk masa depan. Dengan edukasi tentang panas bumi di Taman Pintar ini, resistensi masyarakat akan turun, dan pengembangan panas bumi akan dapat sesuai target nasional,” papar Yunus.

Taman pintar ini merupakan destinasi wisata dengan pengunjung 1 juta lebih per tahunnya yang sebagian besar adalah pelajar usia sekolah dasar dan menengah. Oleh karena itu, lanjut Yunus, Taman Pintar diharapkan dapat mengedukasi para orang tua melalui penuturan anak-anaknya selepas berkunjung.

“Anak ini yang akan bercerita kepada orangtuanya kalau panas bumi adalah air yang ditanak sehingga keluar uap. Jadi tidak berbahaya, berbeda dengan energi fosil atau penambangan lainnya,” tambah Yunus.

Yunus mengungkapkan, dari 28000 MW potensi panas bumi nasional saat ini yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 1700 MW atau 6,2%. Saat ini sudah 9 Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) sudah berproduksi, semuanya ramah lingkungan dan sustainable. “Asal lingkungan di atasnya dijaga baik, uap dari lubang tersebut akan dapat terus dimanfaatkan, bahkan (PLTP) Kamojang hingga saat ini dapat beroperasi tanpa bahan bakar lainnya,” ujarnya.

Yunus berharap, dalam 1-2 tahun ke depan keberadaan Zona Panas Bumi di Taman Pintar dapat mengubah persepsi panas bumi membahayakan dan mencemari lingkungan. “Dalam pembangunan infrastuktur panas bumi memang ada yang dibongkar, namun sangat kecil, hanya 1-10% dibanding penambangan yang lain. Disini pengunjung diberikan pemahaman yang komprehensif bahwa panas bumi ini adalah energi yang ramah lingkungan, sustainable, dan memberikan dampak ekonomi bagi daerah penghasil,” pungkas Yunus. (esdm/pam)

LEAVE A REPLY