Sandiaga Uno: Energi Belum Dimanfaatkan Maksimal

0
66
Share on Facebook
Tweet on Twitter
Sandiaga Uno saat berbicara di acara UPbringing: Membangun Semangat Kewirausahaan pada Generasi Muda di Uniersitas Pertamina

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Sandiaga Uno, Wakil Gubernur terpilih Pkada 2017 DKI Jakarta mendatangi Universitas Pertamina di Permata Hijau Simprug Jakarta Selatan hari Selasa (6/6/2017). Dia mengunjungi Universitas Pertamina dalam rangka memberikan kuliah umum dalam acara “UPbringing: Membangun Semangat Kewirausahaan pada Generasi Muda”.

Sandi yang sudah malang melintang di kancah bisnis tentu saja sangat senang dapat menyumbangkan ilmu pengetahuannya di sektor kewirausahaan. Apalagi dia juga yang mencetuskan program OK OCE yang juga mengajarkan kepemimpinan.

“OK OCE yang saya gagas sejak setahun lalu tidak semata berorientasi pada penghasilan,” tegasnya yang disambut tepuk tangan para peserta Upbringing.

Intinya, lanjut Sandi,OK Oce itu adalah kewirausahaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Disamping itu pula menumbuhkan kemampuan kepemimpinan dalam diri pengusaha.

“Konsep enterpreneurship foster leadership, akan membangun kepemimpinan serta kewirausahaan akan peka terhadap masalah sosial,” katanya.

Dalam kuliah umum tersebut juga Sandiaga S. Uno mengungkapkan terjadi paradoks di negeri ini yang kaya akan sumber energi. Akan tetapi pemanfaatan energi belum bisa dirasakan oleh rakyat banyak.

“Indonesia negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, negeri yang sumber energinya berlimpah mulai dari batu bara, minyak dan gas bumi, geothermal, tetapi mengalami kesulitan menghadirkan energi,” tegas Sandi

Akibatnya tentu dirasakan oleh masyarakat serta industri. Dia mengambil contoh listrik yang seharusnya mereka nikmati tetapi ternyata belum merata pemanfaatannya di berbagai wilayah Indonesia.

Sandi menceritakan pengalamannya ketika dia diminta oleh para aktivis lingkungan serta aktivis media sosial untuk turut membantu menggaungkan kampanye Earth Hour.

Kegiatan Earth Hour melakukan pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. “Saya diminta membantu dengan men-tweet di Twitter, atau posting di Instagram atau Facebook untuk mensosialisasikan mematikan lampu untuk mendukung bumi. Give Mother Earth a break,” paparnya.

Tanggapan dari netizen di Indonesia terhadap kampanye yang dikirinnya ternyata sungguh menyedihkan. “Enggak sampai 15 menit ada jawaban dari Medan, ‘Pak di sini enggak perlu dimatikan lampunya karena lampunya mati sendiri’,” kisah Sandiaga.

Tanggapan senada pun datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang sebenarnya berlimpah akan sumber daya energi. “Pak di sini bukan Earth Hour, tetapi Earth Five Hour’. Lalu di Indonesia bagian timur bilang, lebih parah lagi mati lampu di sini bukan hari ini saja tetapi setiap hari dimatikan lampunya,” ceritanya.

Kondisi itu menurut Sandi menjadi sebuah ironi yang harus dicarikan solusinya dan ternyata semuanya masih terkait dengan kemampuan bangsa ini dalam memunculkan sosok-sosok inovatif yang berani melakukan terobosan positif. Dalam membangun jiwa wirausaha yang berani melakukan terobosan harus ditanamkan sejak seseorang masih muda.

“Kita kekurangan pengusaha serta entrepreneur yang bisa mensolusikan permasalahan yang tengah dihadapi oleh bangsa ini,” tutup Sandi. (Pam)

LEAVE A REPLY