Jepang Diharapkan Menambah Investasi di Indonesia

0
77
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Kemenperin

www.geoenergi.co.id – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat kunjungan kerja ke Jepang, bertemu dengan Presiden Jetro dan juga jajaran direksi Sojitz Corporation. Menteri mengajak mereka agar terus meningkatkan investasinya di Indonesia.

Tidak hanya memburu penanaman modal dari perusahaan manufaktur skala besar, diharapkan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Jepang akan menyasar pula pada pengembangan teknologi dan inovasi, sumber daya manusia, serta industri kecil dan menengah di dalam negeri. “Kami sampaikan, di Indonesia sangat potensial sekali bagi pasar dan bisnis mereka saat ini,” ujar Airlangga, Sabtu (8/7).

Menperin menjelaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan. “Kami optimistis, perekonomian di Indonesia akan lebih membaik tahun ini. Apalagi adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit,” tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan, sejumlah kawasan industri di Indonesia sudah siap menerima masuknya investasi asing, termasuk dari Negeri Sakura. “Kami berharap industri-industri dari Jepang, seperti yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca dapat berinvestasi di Indonesia pada lokasi-lokasi kawasan industri yang telah disiapkan,” ujarnya.

Kawasan industri tersebut, antara lain kawasan industri Dumai di Riau yang telah dilengkapi pembakit listrik dengan kapasitas 50 MW, terminal CPO dan pengolahan limbah. Kawasan ini dapat digunakan untuk pengembangan industri gasifikasi batu bara dan oleo chemical.

“Kami juga menawarkan kawasan Industri JIIPE di Gresik dengan total area seluas 2.933 ha serta didukung power plants sebesar 23 MW dan 500 MW. Kawasan yang dilengkapi dengan residensial area dan pelabuhan ini didorong sebagai kawasan untuk heavy industry dan permesinan,” imbuhnya.

Selanjutnya, kawasan industri Kendal di Jawa Tengah seluas 2.700 Ha yang lokasinya berdekatan dengan pelabuhan Semarang. Di kawasan ini akan dibangun industri furniture, industri makanan dan industri garmen. “Dengan upah buruh yang kompetitif, maka kawasan industri ini akan memiliki keunggulan dibanding kawasan lain,” lanjut dia.

Airlangga juga menawarkan lokasi kawasan industri Bontang di Kalimantan Timur. “Kawasan ini akan dikembangkan untuk industri gasifikasi batu bara. Dengan didukung area seluas 265,6 Ha, saat ini sedang dibangun industri jasa minyak dan gas di kawasan tersebut,” tuturnya.

Menperin ingin agar industri asal Jepang yang ada di Indonesia memperkuat rantai pasoknya sehingga akan membantu mengatasi masalah kebutuhan bahan baku di dalam negeri. Untuk itu, diharapkan adanya peningkatan investasi dari industri-industri tersebut.

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai USD19,7 miliar. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan usahanya di bidang manufaktur, infrastruktur, dan jasa.

Pada tahun 2016, nilai investasi Jepang ke Indonesia sebesar USD5,4 miliar atau naik 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD2,9 miliar. Beberapa industri Jepang yang cukup aktif berinvestasi di Indonesia, antara lain sektor otomotif, logam, mesin dan elektronika. (Pam)

LEAVE A REPLY