Permintaan Cangkang Sawit dari Indonesia ke Jepang Meningkat

0
95
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Tokyo, www.geoenergi.co.id – Delegasi Sawit Indonesia yg terdiri dari wakil Kemen ESDM, Kemen Perdagangan, BPDP Sawit, Perhepi, Aprobi, Apcasi, dan wakil dari eksportir, berkunjung ke Tokyo dan Osaka untuk suatu misi promosi dan diplomasi dagang produk sawit dari 10 – 14 Juli 2017.

Misi yang dilaksanakan atas undangan Atase Perdagangan Tokyo dan ITPC Osaka telah mempertemukan asosiasi dan ekportir sawit Indonesia dengan 30 importir besar di Tokyo dan Osaka.

Ketua Umum Perhepi, Bayu Krisnamurthi menyatakan kegiatan tersebut dilakukan karena pihak Indonesia melihat fenomena baru ekspor produk sawit dimana ekspor cangkang sawit dan tandan kosong sawit naik sangat pesat.

“Ekspor biomasa sawit ke Jepang tahun 2016 mencapai 450 ribu ton dan ke Korea mencapai 400 ribu ton, dengan nilai ekspor total kedua negara itu senilai lebih dari Rp 1 trilyun. Tetapi yang lebih penting diperhatikan, permintaan cangkang sawit oleh perusahaan-perusahaan Jepang tumbuh lebih dari 40% per tahun dalam 3 tahun terakhir.”

Harga cangkang sawit saat ini berkisar antara usd80 – 85 per ton f.o.b.

Penjelasan yang diperoleh dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyebutkan bahwa energi mix Jepang saat ini telah mencapai 14,6% dalam bentuk energi baru dan terbarukan (EBT), dimana 2%-nya adalah dari bioenergi termasuk cangkang sawit. Jepang mentargetkan untuk meningkatkan EBT menjadi 25% pada tahun 2030, termasuk bioenergi menjadi 4%. Dalam hal ini pemerintah Jepang menetapkan kebijakan harga jual listrik dari EBT (dikenal dengan Feed in Tariff), sehingga dapat menarik investasi. Kegiatan promosi dan diplomasi diisi juga dengan one-on-one business meeting.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia Dikky Akhmar menyatakan pihaknya akan menandatangani kontrak penjualan cangkang sawit dengan pihak Jepang untuk 10 tahun kedepan, yang akan digunakan untuk 5 pembangkit listrik di Jepang dengan kapasitas sekitar 320 MW.

Sedangkan Duta Besar Indonesia di Tokyo, Arifin Tasrif, menambahkan bahwa telah ada rencana investasi pembangunan pembangkit listrik 40 MW di Ibaraki Jepang yang akan menggunakan biofuel sawit dari Indonesia sebagai bahan baku energinya.(Pam/foto: ist)

LEAVE A REPLY