Wamen ESDM Kunjungi FSRU Jawa Barat

0
122
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Biro KLIK ESDM

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Seeing is believing. Dengan melihat langsung ke lapangan, maka kita akan tahu apakah ada yang perlu kita perbaiki, hal-hal yang perlu disempurnakan dalam tiap regulasi yang diterbitkan.

“Coba bayangkan ketika kita buat regulasi yang kita buat itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, Seeing is believing,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam kunjungan kerja ke fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat milik PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta, Kamis (19/10) seperti dilansir laman ESDM

Pada kunjungan kerja kali ini Arcandra turut didampingi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Ego Syahrial, dan Wakil Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Sukandar.

Arcandra menyampaikan apresiasinya kepada PT Nusantara Regas yang mampu mengelola FSRU sendiri. Meski saat ini masih ada tenaga asing, namun nantinya tenaga kerja Indonesia diharapkan mampu mengelola 100%. “Sekarang ini 98% (tenaga kerja Indonesia), semoga nanti FSRU selanjutnya bisa 100%. Tidak bisa serta merta dikelola dalam negeri. Ini yang namanya teknologi baru, jangan cemas selama kita mempunyai pemikiran bahwa teknologi membantu kita mempermudah pekerjaan,” katanya.

Arcandra juga menyampaikan, beberapa tahun ke depan Indonesia masih banyak memiliki uncommitted cargo LNG. “Untuk itu kami sedang mengupayakan memperbaiki neraca gas tahun-tahun ke depan agar kita bisa memprediksi apakah perlu kita impor LNG ataukah yang ada di dalam negeri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gas kita di dalam negeri,” lanjut Arcandra.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Nusantara Regas Tammy Meidharma, menyampaikan bahwa FSRU Nusantara Regas ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Sebagai pioneer pengoperasian FSRU, Nusantara Regas terus berkomitmen untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gas nasional tidak hanya untuk sektor kelistrikan, namun juga untuk sektor industri.

FSRU merupakan fasilitas penyimpanan gas dan regasifikasi terapung. FSRU menerima LNG atau gas dalam bentuk cair dari kapal pengangkut LNG kemudian diubah menjadi wujud gas kembali untuk dialirkan melalui pipa ke konsumen gas.

Pasokan gas FSRU Nusantara Regas didapatkan dari Kilang LNG Bontang dan Tangguh. LNG dengan suhu minus 160 derajat Celcius dibawa dengan kapal LNG untuk kemudian disimpan dalam FSRU dan diregasifikasi dengan media Propane sampai menjadi gas.

FSRU Nusantara Regas sejak dioperasikan tahun 2012, mampu memasok gas sebesar maksimum 500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk 3 pembangkit listrik yaitu PJB Muara Karang, IP Tanjung Priok dan PJB Muara Tawar.

Pada tahun 2017, Nusantara Regas memperkirakan penyaluran LNG hingga 28 kargo atau setara 225 BBTUD untuk memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik PLN di Teluk Jakarta dan industri di area Jawa bagian Barat.

Di Indonesia, baru ada 2 FSRU yaitu FSRU Jawa Barat dan Lampung. Di dunia sendiri, belum banyak negara yang memiliki fasilitas FSRU. (pam)

LEAVE A REPLY