Geothermal Fund Rp 3,7 Triliun Disiapkan

0
163
Share on Facebook
Tweet on Twitter
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menjadi fokus utama Pemerintah. Untuk menggenjotnya, pemerintah menyediakan dana abadi pembiayaan infrastruktur sektor panas bumi alias geothermal fund sekitar Rp 3,7 triliun.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengungkapkan geothermal fund yang disiapkan oleh pemerintah yakni sebesar Rp 3 triliun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini. “Pemerintah menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk mengelolanya,” papar Yunus, Kamis (19/10).

Tak hanya itu saja, Yunus mengatakan, geothermal fund juga akan mendapatkan tambahan dana yang berasal dari hibah Bank Dunia sebesar USD 55,25juta atau sekitar Rp 700 miliar. Sehingga, kalau dijumlahkan akan menjadi sekitar Rp 3,7 triliun.

Yunus mengatakan eksplorasi bakal berlangsung di wilayah kerja yang saat ini belum dikelola oleh kontraktor alias wilayah kerja yang tidak menarik. “Supaya banyak yang tertarik karena risikonya makin minim,” katanya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 62/PMK.08/2017, dana penyediaan infrastruktur sektor panas bumi dapat digunakan untuk kegiatan pemberian pinjaman, penyertaan modal dan/atau penyediaan data dan informasi panas bumi. Untuk kegiatan pemberian pinjaman dan penyertaan modal, PT SMI akan melaksanakan berdasarkan skema bisnis korporasi. Sementara, untuk kegiatan penyediaan data dan informasi panas bumi, PT SMI akan melaksanakan berdasarkan penugasan khusus oleh Menteri Keuangan.

Penugasan penyediaan data dan informasi panas bumi kepada PT SMI dilaksanakan sebagai bentuk peran Pemerintah untuk meminimalkan risiko eksplorasi terhadap biaya yang tinggi pada tahap eksplorasi. Karakteristik pengembangan panas bumi yang memiliki risiko tinggi telah menyebabkan kecenderungan perbankan umum enggan membiayai kegiatan tersebut.

Adanya peran Pemerintah dalam tahap eksplorasi diharapkan dapat menurunkan risiko bagi kontraktor, sehingga dapat menarik partisipasi yang lebih tinggi dari pengembang dan perbankan dalam pembiayaan dan pengembangan panas bumi menjadi PLTP.

Yunus berharap, dukungan ini dapat mendorong pengembangan sektor panas bumi sebagai salah satu program prioritas pemerintah dalam rangka penyediaan listrik yang ramah lingkungan dan mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 mendatang. (Pw/foto: ist)

LEAVE A REPLY