PLN Tanda Tangani Amandemen PPA PLTU Mulut Tambang Sumsel 8

0
80
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Humas PLN

Jakarta, www.geoenergi.co.id – PT PLN (Persero) bersama PT Bukit Asam (Persero), Tbk. melalui anak perusahaannya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) menandatangani amandemen Power Purchase Agreement (PPA) PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 kapasitas 2×600 MW pada hari Kamis (19/10) lalu di Jakarta.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso bersama Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Arviyan Arifin dan Chairman China Huadian Hongkong Company Ltd Fang Zheng.

PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari proyek 35.000 MW dengan PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Procedur (IPP) yang merupakan konsorsium PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Dalam amandemen PPA ini telah disepakati beberapa perubahan isi materi dari PPA sebelum diamandemen.

Listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang semula akan dialirkan ke Jawa menggunakan High Voltage Direct Current (HVDC), kini dialirkan ke jaringan transmisi Sumatera menggunakan jalur transmisi extra high voltage 500 kV (kilo Volt).

“Alhamdulillah kita telah menyepakati amandemen perjanjian PPA antara PLN dengan Konsorsium PT Bukit Asam. Semula pembangkit ini ditujukan untuk menyuplai Jawa, kini dialihkan ke Sumatera dan masuk ke sistem 500 kV. Ini merupakan pembangkit terbesar di Sumatera juga tentu pembangkit mulut tambang terbesar saat ini,” ujar Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan.

Selain itu, PLN juga apresiasi Bukit Asam yang telah menurunkan harga jual listrik per kWh yang sebelumnya adalah US$ 5 sen/kWh menjadi 4,78 sen/kWh.

“Awalnya kontrak listrik kita adalah US$ 5 sen sekarang kita turunkan menjadi sekitar US$ 4,78 sen. Ini komitmen PT Bukit Asam untuk mendukung agar listrik ke masyarakat lebih murah. Di satu sisi juga harga batubara diturunkan beberapa dollar berkat efisiensi yang kami lakukan dalam proses penambangan,” kata Dirut PT Bukit Asam Arviyan Arifin.

Perubahan ini karena kebutuhan listrik di Jawa dinilai sudah cukup, sehingga listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dialihkan untuk kebutuhan listrik Sumatera.

Termasuk dalam perubahan tersebut, konsorsium juga akan membangun jalur transmisi dari PLTU Sumsel 8 ke gardu induk PLN di Muara Enim sejauh 45 km.

Adanya penambahan jalur transmisi ini juga menambah total investasi menjadi hampir mencapai US$ 1,7 miliar.

Perubahan lainnya adalah teknologi yang akan digunakan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8. Teknologi yang direncanakan untuk digunakan adalah sub critical yang kemudian berubah menjadi super critical sehingga menjadikan pembangkit ini lebih efisien dan ramah lingkungan.

Dengan adanya penandatanganan amandemen ini, konstruksi PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 diharapkan dapat dimulai pada pertengahan 2018, dengan masa konstruksi 42 bulan untuk unit I dan 45 bulan untuk unit II.

Sehingga, diharapkan akan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2021 untuk unit I dan tahun 2022 untuk unit II.

“Kami apresiasi untuk PLN dan PT BA dalam mendukung proyek ini. Saya berjanji kita bisa menyelesaikan proyek ini dengan kualitas tinggi dan tepat waktu. Kami berharap pembangkit ini dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan dan perekonomian Indonesia,” ujar Chairman Huadian Hongkong Company Ltd Fang Zheng. (pam)

LEAVE A REPLY