Makassar, www.geoenergi.co.id –
Pogram bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah banyak berdiri di beberapa daerah yang dikategorikan sebagai 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal), hal yang sama juga yang ada di wilayah PT Pertamina MOR VII Sulawesi.
Menurut General Manager Pertamina MOR VII, Djoko Pitoyo, saat berjumpa dengan wartawan di ruang kerjanya di Makassar, Kamis (02/11), di wilayah MOR VII saat ini telah berdiri SPBU Kompak, yang ditugaskan menjual BBM Satu Harga. “Sudah ada tiga SPBU yang beroperasi di wilayah Sulaqesi yakni satu SPBU di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara dan dua SPBU lagi berada di Kabupaten Talaud Sulawesi Utara,” katanya.
Djoko melanjutkan, “Untuk tahun 2017 ini direncanakan akan ada SPBU Kompak yang beroperasi, termasuk satu lagi yang masih dalam tahap pembangunan dan akan segera beroperasi yakni di Kabupaten Tuju Una-una Sulawesi Tengah.”
Menurut Djoko lagi, selain 4 SPBU Kompak yang sudah beroperasi hingga akhir tahun 2017, pihaknya juga menargetkan akan membangun 17 SPBU Kompak di sejumlah daerah 3T lainnya di seluruh wilayah kerja MOR VII. “Untuk 2018 kita menargetkan akan menyelesaikan 17 SPBU lainnya yang tersebar di berbagai lokasi 3T di lingkungan MOR VII diantaranya 6 buah di Sulawesi Utara, 4 di Sulawesi Tenggara 3 buah lagi di Sulawesi Tengah,” tukasnya.
Dan saat ditanya tentang kendala yang dihadapi saat mendistribusikan BBM Satu Harga menurut Djoko, selain lokasinya yang jauh juga karena menggunakan angkutan kapal. “Kapal yang dipakai untuk mendistribusikan BBM seringkali tidak sesuai standar, sementara kita mensuplai hingga ke daerah terluar seperti di Talaud yang langsung berhadapan dengan lautan lepas seperti Samudera Pasific,” paparnya.
Terkait volume penjualan di SPBU Kompak, Djoko menjelaskan, rata-rata menjual Premium sekitar 100 KL per bulan dan Solar sebanyak 30 KL per bulan. Namun untuk SPBU Kompak di Wakatobi kebutuhan Solar bisa mincapai 60 KL per bulan. (Pam)
