EBT dan Mobil Listrik untuk Masa Depan Bangsa

0
110
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Surabaya, www.geoenergi.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam kuliah umum di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jumat (9/2), menyebutkan 3 (tiga) elemen penting yang akan mengubah tatanan ekonomi global di masa depan dalam jangka waktu menengah.

“Menurut saya ekonomi baru di masa mendatang dalam waktu yang sangat dekat itu ada tiga, yaitu pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), kendaraan listrik, dan bisnis online,” kata Jonan di hadapan para civitas akademik ITS seperti dikutip dalan laman esdm.

Demi menjawab tantangan ekonomi baru tersebut, ungkap Jonan, Pemerintah terus gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT. Untuk tahun 2017 lalu, kapasitas pembangkit EBT nasional telah meningkat sebesar 3,4% dari tahun sebelumnya, sebesar 9,1 Gigawatt (GW) dari 8,8 GW di tahun 2016.

Dalam rangka menjaga kontribusi pembangkit EBT, target besar pembangunan infrastruktur tahun 2018 digenjot, meliputi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tahap 1 dan rencana pengembangan tahap 2, PLTB Jeneponto, PLTB Tanah Laut, PLT Arus Laut Larantuka, PLTS Terapung Cirata, PLTM Wadubori, hingga PLTMH Warabiai.

Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah dengan mendatangkan teknologi kendaraan listrik dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

Diproyeksikan terjadi peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 sebesar 2.200 unit mobil dan 2,1juta unit sepeda motor.

Pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan yang sudah memasuki tahap finalisasi.

Ke depan, dunia perbankan juga diprediksi juga akan mulai ikut tergeser. Keberadaan bank secara fisik akan berubah wujud menjadi lebih sederhana melalui sistem online. “Nanti 10 tahun lagi akan habis (fisik perbankan) ini,” ungkap Jonan.

Selanjutnya, tantangan terbesar ke depan yang dihadapi menurut Jonan adalah bagaimana memberikan akses energi kepada semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau. “Ini tantangan besar kita bagaimana menjalankan sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana Bapak Presiden bilang,” tutup Jonan. (ESDM/Dod/foto:Humas ESDM)

LEAVE A REPLY