PLN Surabaya Gemakan Pertanian Organik Menuju Ketahanan Pangan

0
364
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Kotaanyar, www.geoenergi.co.id – Dalam rangka meningkatkan produksi hasil panen, petani terus didorong untuk menerapkan sistem pertanian organik. Meski dilakukan secara bertahap, mereka mulai memetik buah dari hasil meninggalkan bahan kimia pertanian.

Kelompok Petani Organik “Suka Maju” di Desa/Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo pada hari Selasa (3/4) memanen padi bersama stakeholder terkait. Panen kali ini merupakan tahap kedua setelah panen pertama dilakukan pada Juli 2017. Dalam acara tersebut, dilakukan pemotongan padi secara simbolis di lahan seluas 100 m2. Dari hasil perhitungan, didapatkan 150 kg gabah. Diperkirakan, hasil panen untuk rata-rata 1 Ha lahan sejumlah 11 ton. Hasil panen tersebut meningkat dibandingkan tahap pertama, yakni rata-rata 9 ton/Ha.

Kelompok Petani Organik “Suka Maju” merupakan salah satu kelompok binaan CSR (Corporate Social Responsibility) PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton dalam Program Organic Integrated System (OIS). Mendampingi kelompok ini sejak 2017, PJB UP Paiton menggandeng Training Center Tri Karya Jadi yang merupakan lembaga pelatihan pertanian hasil pengembangan dari program yang sama.

“Ini merupakan komitmen kami untuk memberdayakan dan mengembangkan kegiatan masyarakat yang hasilnya nanti akan secara sustainable dijalani oleh masyarakat itu sendiri,” ungkap Direktur Utama PJB, Iwan Agung Firstantara.

Melalui Program OIS yang dilaksanakan sejak 2014, PJB UP Paiton terus mengajak petani untuk kembali menggunakan sistem pertanian organik, mulai dari penggunaan pupuk organik, pestisida nabati dan sistem tanam efektif. OIS juga menggunakan sistem tanam yang dianjurkan pemerintah, yakni jajar legowo dan SRI. Melalui sistem tersebut, biaya pertanian yang dikeluarkan dapat ditekan.

Selain di Desa Kotaanyar, Program OIS dilakukan di Desa Jabung Candi dan Jabung Sisir, Kec. Paiton. Tidak hanya penerapan sistem pertanian organik pada tanaman padi, program ini juga mengajak petani untuk memproduksi pupuk organik dan pestisida nabati secara mandiri dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di sekitar. Bahan yang digunakan, antara lain limbah kotoran ternak, daun-daunan, arangsekam, serta tanaman toga dan air cucian beras untuk pestisida nabati.

Melalui program CSR yang berkelanjutan, PJB UP Paiton terus mendukung upaya Pemerintah untuk mensejahterakan petani dan menciptakan ketahanan pangan di masyarakat. Hal ini didorong melalui pemanfaatan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar untuk kegiatan pertanian. Pemanfaatan bahan-bahan tersebut berimplikasi panjang, selain sebagai upaya regenerasi lahan, juga menekan biaya dan meningkatkan hasil pertanian.(pam/foto: PLN)

LEAVE A REPLY