Jakarta, www.geoenergi.co.id – Kementerian ESDM melakukan terobosan untuk menarik para investor hulu migas dengan meluncurkan skema gross split. Gross Split agar industri migas Indonesia lebih atraktif. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, selama ini investasi migas di Indonesia dianggap investor kurang atraktif sehingga tertinggal dari negara tetangga seperti Malayia dan Vietnam. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang terus menurun, walaupun pada saat harga minyak sedang tinggi, seperti yang terjadi tahun 2012-2013.
Wiratmaja mengatakan lebih lanjut, skema bagi hasil gross split menjadi terobosan baru agar program di sektor hulu migas lebih efisien dan efektif. Jangka waktu dari ekplorasi hingga produksi yang sebelumnya bisa mencapai 16 tahun, diharapkan dengan skema gross split bisa dipercepat.
Dan, sebagai bagian dari komitmen untuk mempermudah bisnis dan investasi hulu migas, mari kenali skema kontrak bagi hasil tersebut.