Menteri ESDM Resmikan Sumur Bor dan Pembangkit EBT di Sulsel

0
1650
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Humas ESDM

Jeneponto, www.geoenergi.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari Rabu (9/5) meresmikan 15 Sumur Bor dan 21 Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan (EBT) se-Sulawesi Selatan, yang dipusatkan di Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Sumur bor maupun pembangkit (PLTS dan PLTMH) yang diresmikan hari ini dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2017.

Dalam sambutannya Menteri ESDM berpesan agar warga dapat menjaga dan merawat infrastruktur yang diresmikan hari ini dengan baik karena infrastruktur ini dibangun menggunakan uang rakyat dan dikembalikan lagi ke rakyat. “Amanat Presiden Joko Widodo, bahwa pelayanan diprioritaskan langsung ke masyarakat. APBN untuk sebesar-besarnya untuk rakyat. Ini hasilnya nyata untuk masyarakat,” tegas Jonan dalam sambutannya pada peresmian tersebut.

Kepada warga penerima manfaat hasil pembangunan melalui Kementerian ESDM yang hadir, Jonan berpesan, “Mohon dijaga dengan baik, untuk sumur bor kalau dirawat patungan Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk kebutuhan air maupun listrik saya fikir tidak akan memberatkan warga. Mari dijaga dan dikelola sama-sama”.

Menurut Jonan, satu sumur bor biasanya dapat dimanfaatkan oleh sekitar 3000 jiwa. “Di desa (Batujala) ini jumlah warga sekitar 600 jiwa. Mohon dapat dibagi juga kepada warga desa sekitar yang membutuhkan,” pesannya lagi.

Menurut Jonan, Sulawesi Selatan merupakan provinsi pelopor EBT. “Setelah PLTB Sidrap 75 MW, PLTB Tolo I 72 MW, dan diharapkan Sulawesi Selatan yang kaya dengan pohon aren ini juga nantinya akan menjadi produsen campuran bensin, sekaligus menumbuhkan ekonomi masyarakat. Kita dorong campuran 5% bioetanol untuk bahan bakar agar langit Sulawesi Selatan tetap biru,” ujar Jonan.

Hal lainnya, Jonan mengungkapkan, Sulawesi Selatan juga memiliki Blok Karaeng. “Sekarang sudah sudah mulai ditender, mudah-mudahan ada yang berminat. Kalau maju, nanti akan ada Dana Bagi Hasil (DBH), juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” tutup Jonan.

Pada kesempatan tersebut, dilaporkan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar, sumur bor yang diresmikan hari ini adalah hasil kegiatan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 15 (lima belas) sumur yang berada di 8 (delapan) Kabupaten/Kota dengan kapasitas debit total 25,7 liter/detik dan kapasitas layanan untuk 12.360 jiwa, dengan uraian lokasi sebagai berikut:

a. Kabupaten/Kota Bantaeng, 1 sumur bor (Ds. Nipa – nipa, Kec. Pajukukang);
b. Kabupaten/Kota Bone, 1 sumur bor (Desa Bulu-bulu, Kec. Tonra);
c. Kabupaten/Kota Bulukumba, 1 sumur bor (Desa Benjala, Kec. Bonto bahari);
d. Kabupaten/Kota Gowa, 1 sumur bor (Ds. Bontomanai, Kec. Bungaya);
e. Kabupaten/Kota Jeneponto, 6 sumur bor (Ds. Kampala, Kec. Arungkeke; Ds. Bontomanai, Kec. Bangkala; Ds. Batujala Kec. Bontoramba; Ds. Loka, Kec. Rumbia; Ds. Tonrokassi Timur, Kec. Tamalatea; dan Ds. Bontorappo, Kec. Tarowang);
f. Kabupaten/Kota Soppeng, 1 sumur bor (Ds. Lapajung, Kec. Lalabata);
g. Kabupaten/Kota Takalar, 1 sumur bor (Desa Cikowang, Kec. Mangara Bombang);
h. Kabupaten/Kota Wajo, 3 sumur bor (Ds. Laupake (1), Kec. Pammana; Ds. Laupake (2), Kec. Pammana; dan Ds. Pattirosompe, Kec. Tempe);

Sementara itu, dilaporkan pula untuk memenuhi kebutuhan energi di masyarakat, sejak tahun anggaran 2011 – 2017, Ditjen EBTKE telah melaksanakan pembangunan infrastruktur sebanyak tidak kurang dari 700 unit, dan lebih dari separuhnya merupakan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan yang diprioritaskan untuk masyarakat yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) yang sangat sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN.

Adapun 21 (dua puluh satu) unit PLT EBT yang diresmikan hari ini berkapasitas total dengan total daya 1.688 kW, total sambungan 4.926 rumah dengan nilai aset sebesar Rp 136.528.768.595, tersebar di Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

Sebelumnya 5 unit PLTS Terpusat di Takalar sudah diresmikan sebelumnya oleh Direktur Jenderal EBTKE, dan 1 unit PLTMH di Sinjai akan diresmikan pada kesempatan yang berbeda.

Menteri ESDM juga akan melakukan video conference secara langsung dengan masyarakat di salah satu lokasi pembangunan PLTS Terpusat yakni Desa Mattiro Baji, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.

Sebelum adanya PLTS Terpusat ini, untuk kebutuhan listrik dan penerangan di Desa Mattiro Baji, masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan menggunakan genset swadaya dengan pengeluaran masing – masing Rp 4.000/KK/hari atau sekitar Rp 120.000/KK/bulan untuk pembelian bahan bakar minyak. Setelah adanya PLTS Terpusat, masyarakat desa hanya mengeluarkan iuran masing – masing Rp 20.000/KK/Bulan, yang digunakan untuk biaya pemeliharaan oleh 1 orang operator.

Listrik dari PLTS Terpusat selain dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang berada di Desa Mattiro Baji dengan daya masing – masing 600 Wh, juga dimanfaatkan untuk fasilitas umum yakni Rumah Ibadah, Puskesdes, MCK, Balai Desa dan Sekolah dengan daya yang berbeda-beda sesuai kebutuhan. (Pam)

LEAVE A REPLY