The 5th IIGCE 2017 Akan Segera Digelar

0
107
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Geothermal Community Luncheon” dibuka secara resmi oleh
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Ir. Rida Mulyana, M.Sc
di Aryaduta Hotel, Jakarta, pada tanggal 18 Mei 2017. Acara
ini merupakan agenda resmi Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sebagai forum dimana pemangku
kepentingan dapat berkumpul bersama pemerintah, perusahaan pengembang kelistrikan, akademisi,
lembaga internasional dan perusahaan pendukung industri sekaligus merupakan launching The 5th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2017.

20170518_150502

The 5th IIGCE 2017 ini akan menghadirkan jajaran pembicara terkemuka seperti seperti Ignasius
Jonan* (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia), Dr. Ir. Agus Hermanto, MM.
(Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat), Sri Mulyani Indrawati* (Menteri Keuangan Republik
Indonesia), Supramu Santosa (Presiden & CEO Supreme Energy).
Setelah acara makan siang bersama serta sambutan dari ketua API dan arahan dari Bapak Rida
Mulyana, maka acara dilanjutkan dengan press conference yang dihadiri oleh Direktur Jenderal
“DitJen EBTKE’’ Bapak Rida Mulyana; Ketua API, Bapak Abadi Poernomo; dan Ketua Pelaksana
IIGCE 2017, Bapak Suharsono Darmono.
Bapak Rida Mulyana menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada API dengan
tetap melaksanakan kegiatan IIGCE. Dengan diadakannya acara IIGCE ini saya melihat bahwa
kegiatan geothermal masih tetap exist dan akan tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh
pemerintah guna mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik dari energi
terbarukan, dengan target 7200 MW di tahun 2025 melalui PP 79/2014.
Abadi Poernomo memaparkan, bahwa kali ini API mengusung tema “Moving Forward Under
Current Challenges, Obstacles and Opportunities toward Achieving Geothermal Development
2025 Target”, pada acara IIGCE tahun ke-5 ini. Pemilihan tema ini dianggap tepat dengan melihat
situasi ekonomi serta kebijakan-kebijakan dan regulasi yang ada saat ini. Sehingga menekankan
bahwa tantangan serta hambatan-hambatan masih tetap ada dan harus dihadapi oleh para
pengembang sehingga diperlukan pemikiran-pemikiran yang bersifat “BREAKTHROUGH” a.l dengan
menekan biaya2 disemua tahap kegiatan baik mulai dari survey, eksplorasi, drilling sampai tahap
pembangunan power plant, agar menghasilkan tariff yang terjangkau oleh pemerintah, dan
diperlukan langkah maju kedepan dalam menghadapi tantangan dan hambatan tsb, namun demikian
kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan panas bumi tetap ada terbuka seluas luasnya agar
target yang dicanangkan pada tahun 2025 dapat tercapai. Target yang dicanangkan yaitu 7200 MW
dari panas bumi pada tahun 2025. Target ini merupakan target yang ambisius, karena hingga saat ini
total kapasitas panas bumi terpasang ialah 1.643,5 MW, artinya masih ada kekurangan sebesar
±5700 MW yang perlu dikembangkan dalam kurun waktu 10 tahun (atau ± 550 MW per tahun).

Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) merupakan mitra kerja pemerintah dalam memberikan
masukan-masukan, kajian ilmiah dalam beberapa hal dengan visi untuk dapat mempercepat
pengembangan energi Panasbumi di Indonesia, oleh karena itu hasil kegiatan IIGCE 2017 akan
menjadi suatu bentuk laporan yang akan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan,” ujar
Abadi.

Suharsono menambahkan bahwa IIGCE tahun lalu dihadiri lebih dari 700 peserta convention serta
3000 visitor yang berkunjung ke eksibisi baik dari dalam maupun luar negeri, melanjutkan sukses
tahun lalu IIGCE 2017 ini diharapkan akan menjadi tradisi berkelanjutan bagi komunitas panas bumi sebagai ajang untuk berdiskusi masalah-masalah panas bumi serta berbagi pengalaman dan keahlian bagi kepentingan bersama antara industri, kampus dan pemerintah.

LEAVE A REPLY