Kementerian ESDM Laksanakan Pemulihan Dampak Gempabumi Pidie Jaya

0
291
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Humas ESDM

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Pasca peristiwa gempa bumi 6,4 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu (7/12) lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirimkan Tim Tanggap Darurat (TTD) dari Badan Geologi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara (Minerba), Ditjen Minyak dan Gas Bumi (Migas), dan Ditjen Ketenagalistrikan (Gatrik) guna mengupayakan pemulihan dampak gempabumi tersebut.

“Hingga hari ini, Kamis (20/12), TTD Kementerian ESDM sudah melaksanakan upaya pemulihan dampak gempabumi Pidie Jaya, baik dari aspek geologi, tanggap darurat (oleh Ditjen Minerba), kemigasan, dan ketenagalistrikan,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamuji.

TTD Kementerian ESDM, yang dipimpin oleh Kepala Badan Geologi Ego Syahrial telah bertugas sejak Kamis (8/12) lalu hingga keadaan darurat dinyatakan selesai oleh Pemerintah. Dari aspek geologi, TTD Kementerian ESDM bertugas untuk melakukan pemeriksaan, penelitian, dan pemetaan daerah terdampak. Hasil dari kegiatan tersebut digunakan sebagai dasar rekomendasi teknis untuk penanganan pasca bencana, khususnya terkait dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, serta upaya untuk meningkatkan mitigasi.

Ego memaparkan, hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan bahwa kejadian gempabumi Pidie Jaya diakibatkan oleh pergerakan sesar aktif. Selain itu, lanjut Ego, kerusakan tersebar di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireun. “Bencana terparah terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, sehingga kejadian gempabumi ini disebut gempabumi Pidie Jaya,” ujar Ego. Akibat gempa bumi tersebut, terjadi retakan tanah yang mengakibatkan kerusakan jalan dan bangunan dan likuifaksi yang mengakibatkan berkurangnya daya dukung tanah yang mengakibatkan cairan di dalam tanah muncul ke permukaan.

Tim air tanah dari Badan Geologi, papar Ego, telah melakukan bantuan air bersih sebanyak 13 unit, yakni 12 unit  pengeboran air tanah dangkal dan 1 unit optimalisasi sumur gali. 13 unit air bersih tersebut telah dapat dimanfaatkan oleh 16.262 pengungsi di 13 desa di Kabupaten Pidie Jaya.

“Tim Badan Geologi telah berkoordinasi dengan Dinas ESDM Pemerintah Provinsi NAD terkait instalasi dan pengeboran air tanah tersebut. Tim juga melakukan survei tambahan untuk penambahan 3 sumur bor di Desa Plantok Teunon, Desa Tampo, dan Desa Mee Teudeuk,” jelas Ego.

Sebanyak 103 orang meninggal dunia dan 252 orang mengalami luka-luka akibat Gempa Bumi Pidie Jaya. Di samping itu, kerusakan bangunan sebanyak 11.674 unit, kerusakan jalan sebanyak 14.800 meter, dan kerusakan 50 unit jembatan desa. “TTD Badan Geologi melakukan sosialisasi secara langsung guna memberikan rasa aman secara psikologis kepada masyarakat di daerah terdampak gempabumi Pidie Jaya,” ujar Sekretaris Jenderal ESDM.

Sejalan dengan yang dilakukan oleh TTD Badan Geologi, Tim TD  Ditjen Migas telah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina (Persero), yang memastikan bahwa seluruh sarana dan prasarana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah beroperasi secara normal sejak Sabtu (10/12) dan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam keadaan normal. “TTD Minerba juga telah berkoordinasi dengan beberapa Badan Usaha Pertambangan untuk melakukan proses pencarian dan aktifitas pemulihan berupa pengobatan dan pembersihan reruntuhan,” tutur Teguh.

Gempabumi Pidie Jaya juga berdampak pada pemadaman listrik di wilayah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireun. Di samping itu, sebanyak 52 tiang listrik, 20 unit trafo, dan 35 titik konstruksi mengalami kerusakan. “Guna memulihkan pasokan listrik utama di Kabupaten Pidie Jaya, TTD Ditjen Ketenagalistrikan melakukan koordinasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Saat ini, perbaikan instalasi transmisi dan distribusi listrik untuk tiga Kabupaten yang terdampak gempa bumi telah selesai dilakukan,” ungkap Sekretaris Jenderal KESDM. TTD Ditjen Ketenagalistrikan juga berkoordinasi dengan PLN untuk mengamankan jaringan Sambungan Rumah (SR) supaya instalasi rumah yang rusak jauh dari potensi bahaya sengatan listrik.

Berdasarkan hasil penelitian dan koordinasi TTD di lapangan, Kementerian ESDM mengeluarkan rekomendasi teknis terkait upaya pemulihan Gempa Pidie Jaya, sebagai berikut.

  1. Masyarakat agar tetap waspada dengan kajian gempa bumi susulan.
  2. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Setempat, serta tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab mengenai kejadian gempa bumi dan tsunami.
  3. Bangunan vital, strategis dan mengundang konsentrasi banyak orang (perkantoran, ruko, pasar, sekolah) dibangun mengikuti kaidah-kaidah bangunan tahan gempabumi.
  4. Dihindari membangun pada endapan aluvial dan tanah urug yang tidak memenuhi persyaratan teknis karena rawan terhadap goncangan gempabumi.
  5. Dihindari membangun pada bagian bawah, tengah, dan atas lereng terjal yang mengalami pelapukan karena akan berpotensi terjadinya gerakan tanah/longsor bila diguncang gempabumi.
  6. Bangunan yang terletak pada zona retakan tanah dalam dimensi besar dan panjang agar digeser sekitar 20 meter dari retakan utama.
  7. Bangunan yang terletak pada zona likuifikasi dapat dibangun kembali dengan menerapkan kaidah bangunan tahan gempa bumi.
  8. Daerah Pidie Jaya belum dilakukan upaya mitigasi gempabumi terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi, simulasi dan pelatihan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya agar melaksanakan kegiatan tersebut secara reguler.
  9. Agar Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya segera merevisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) berdasarkan peta kawasan bencana geologi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, mencakup benca gempabumi, tsunami dan gerakan tanah.
  10. Agar Pemerintah Kab. Pidie Jaya memasukan materi kebencanaan geologi ke dalam kurikulum pendidikan sebagai muatan lokal atau sebagai satu materi dalam kegiatan ekstrakurikuler. (pam)

 

LEAVE A REPLY