B20 Biodiesel 2016 Terus Berlanjut

0
178
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Diakhir tahun 2015 sawit Indonesia menghadapi tekanan serius antara lain pertama, produksi buah sawit yang menurun akibat stress kekeringan ElNino selama tahun 2015; kedua, harga minyak bumi yang mencapai posisi sangat rendah, sekitar USD30-35 per barrel; dan ketiga, permintaan dunia atas minyak sawit yang melemah, demikian keterangan pers yang disampaikan Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Bayu Khrisnamurti.

Selama 2016 tersebut, Indonesia sebagai ‘global market leader’ yaitu negara dengan total ekspor terbesar di dunia dan negara dengan ekspor internationaly sertified sustainable palm oil terbesar di dunia, melakukan dua langkah strategis yang berdampak pada situasi persawitan dunia: 1) implementasi program 320 biodiesel, yaitu kewajiban mencampur 20% biodiesel sawit pada setiap minyak diesel (solar) yang dijual; dan 2) mengaktifkan secara penuh pemanfaatan Dana Sawit melalui BPDP, baik untuk mendukung program B20 maupun program strategis Iain yaitu peremajaan kebun sawit rakyat, riset sawit, pendidikan dan Iatihan petani sawit, serta promosi dan diplomasi sawit. 3. Hasil dari implementasi kebijakan strategis tersebut, kinerja sawit Indonesia selama 2016 membaik:

– Tahun 2016 volume ekspor CPO, PKO dan turunannya mencapai 25,7 juta ton, turun sekitar 2% dibandingkan 2015 yang mencapai 26,2 juta ton. Namun demikian nilai ekspor sawit 2016 mencapai USD 17,8 milyar atau sekitar Rp 240 trilyun, naik 8% dibandingkan 2015 yang mencapai USD 16,5 milyar atau sekitar Rp 220 triliun.
– Kenaikan nilai eskpor itu disebabkan oleh kenaikan harga CPO global (harga CPO Juni 2015: USD535/ton, Januari 2016: USD558/ton, dan Desember 2016: USD789/ton, atau terjadi kenaikan harga 41,4% selama 2016), dan terjadinya hilirisasi produk ekspor sawit Indonesia yang bernilai tambah Iebih tinggi. Misalnya, produk minyak goreng (RBD palmoil) dalam kemasan dan bermerek Indonesia, RBD palm kernel olein, dan RBD palm kernel stearin volume ekspomya naik 22%. Selama 2016 ekspor produk hilir sawit telah mencapai 75,6% dari total ekspor sawit Indonesia.
– Kenaikan harga CPO dunia diakui para pengamat intemasional sebagai akibat dan’ faktor penurunan produksi akibat ElNino 2015 di Indonesia dan Malaysia, serta akibat keberhasilan program B20 Indonesia. Selama tahun 2016 Program B20 dari Kementerian ESDM dengan dukungan Dana Sawit telah menyerap 2,7 juta KL biodiesel sawit, Iebih besar dari target 2016 (PSO+PLN) 2,5 juta KL dan Iebih besar dari capaian penyerapan biodiesel tahun 2014 (saat masih didukung subsidi APBN) yang mencapai 1,84 juta KL dan penyerapan tahun 2015 (tanpa APBN) 0,56 juta KL. Dana Sawit yang digunakan untuk mendukung program B20 tahun 2016 mencapai Rp 10,6 triliun.
– Program B20 biodiesel tahun 2016 tersebut juga telah memberikan manfaat besar dalam bentuk pengurangan greenhouse gas emissions (GHG) sekitar 4,49 juta ton COZe, utilisasi bahan bakar nabati berbasis produk dalam negeri 45,5 ribu barrel/hari. menciptakan nilai tambah Industri Rp 4,4 triliun. penyerapan tenaga kerja (on-farm dan off-farm) 385 ribu orang, serta penghematan devisa dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil senilai USD 1,1 milyar atau sekitar Rp 14,8 triliun.
– Capaian kenaikan harga CPO dunia tarsebut memberl dampak positlf terhadap kenaikan harga yang diterima petanl. Harga Tanda Buah Segar (TBS) petani: Junl 2015 Rp 845/kg, Januari 2016 Rp1.113/kg dan Desember Rp1.849lkg atau naik 66% selama tahun 2016.
– Capaian lain adalah BPDP telah berkontribusi pada pemungutan pajak PPN produsen biofuei sawit sebesar Rp 996 milyar dan juga telah disetorkan ke Kas Negara.

Lebih lanjut Bayu menjelaskan Dana Sawit yang dikelola BPDP juga telah menunjukkan prospek keberlanjutan (sustainability) yang cukup kuat “Dari pungutan ekspor sawit 2016 dapat dikumpulkan dana sebesar Rp 11,7 triliun,” katanya.

Selain untuk dukungan program B20, selama 2016 telah diberikan dukungan dana untuk kegiatan-kegiatan: a) pelatihan 2784 petani sawit, b) pelatihan 723 anak petani sawit, c) pelatihan 300 guru SMK pertanian tentang sawit, d) pelatihan 540 anggota dan pengurus koperasi perkebunan sawit, dan e) diberikan 330 beasiswa pendidikan D1 dan D3 untuk anak-anak petani dan buruh pabrik sawit. Juga telah dilakukan 68 kegiatan penelitian, termasuk penelitian untuk mahasiswa dan penelitian yang bekerjasa sama dengan badan litbang pemerintah. Serta telah dilakukan 23 kali kegiatan promosi dan diplomasi di 11 negara Eropa dan Asia untuk menyeimbangkan pemberitaan negatif mengenai sawit, 45 kali kegiatan promosi di dalam negeri termasuk kepada anak-anak dan untuk ibu rumah tangga juga dapat memberikan informasi objektif dan utuh tentang sawit.

Masalah yang masih dihadapi dalam penyaluran Dana Sawit adalah untuk kegiatan replanting kebun rakyat. Saat ini sudah ada usulan kegiatan peremajaan seluas 26,5 ribu hektar, yang melibatkan sekitar 12 ribu petani yang terdiri dari 79% petani swadaya dan 21% petani plasma. Namun 61% dari usulan itu masih menghadapi kendala kejelasan status lahan sehingga masih membutuhkan proses verifikasi kebenaran data dan verifikasi ketepatan sasaran bahwa dana sawit memang untuk petani kecil.

Tahun 2017, Dana Sawit diproyeksikan mampu dan akan terus mendukung program B20 dan target penggunaan biodiesel berbahan baku sawit dalam negeri. Dana yang disiapkan untuk dukungan tersebut mencapai Rp 9,6 trilyun (asumsi: Crude Oil = usd50-60/barrel, CPO usd650750/ton, sehingga subsidi per liter lebih kecil dari tahun 2016 yang mencapai +IRp 45005500/liter). Dukungan dana untuk peremajaan kebun rakyat sama dengan 2016, yaitu sekitar Rp 400 milyar, ditambah dukungan untuk pengembangan sarana prasarana petani Rp 160 miiyar sehingga total dukungan dana yang Iangsung akan diterima petani mencapai lebih dari Rp 560 milyar. Dukungan dana riset dan pengembangan SDM akan mencapai Rp 160 milyar untuk membiayai riset yang telah dimulai 2016 maupun riset baru, serta promosi dan diplomasi Rp 65 milyar dengan fokus pada pasar India, Pakistan, Belanda dan China; ditambah perhatian khusus pada pasar DN, ltalia, Spanyol, dan AS. Total penerimaan Dana Sawit 2017 diproyeksikan moderat mencapai Rp 10,3 trilyun dengan saldo kewajiban dan cadangan dana 2016 mencapai Rp 5,7 triliun. (Pam)

LEAVE A REPLY