PLN Tambah Pasokan Listrik di Ambon

0
526
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: istimewa

Ambon, www.geoenergi.co.id – PLN berhasil menambah pasokan listrik di Ambon setelah Kapal Pembangkit Listrik MVPP Yasin Bey berhasil beroperasi secara komersil (COD) pada awal April lalu. Untuk tahap pertama pembangkit listrik apung ini mampu menambah pasokan hingga 54 MW. Selanjutnya suplai listrik yang dihasilkan akan meningkat sesuai kontrak hingga 60 MW yang tersambung melalui sistem 70kV.

Masuknya aliran listrik dari kapal apung ini ditandai dengan penandatanganan berita acara Commercial Operation Date (COD) pihak PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara (M2U) dan pihak PT Kar Powership Indonesia, selaku operator dan pemilik kapal MVPP.

“Secara resmi kapal pembangkit listrik MVPP Yasin Bey menyuplai listrik ke sistem Ambon, dengan demikian, maka sistem kelistrikan Ambon sudah terbebas dari masalah pemadaman yang disebabkan oleh defisit atau kekurangan pasokan daya. Selanjutnya, jika proses COD MVPP dengan sistem Ambon sudah stabil, PLN bersama Kar Powership Indonesia segera melapor ke Gubernur Maluku,” jelas Haryanto.

Proses COD membutuhkan penstabilan daya dengan sistem kelistrikan Ambon. COD yang dilakukan minggu lalu merupakan COD pertama dengan memasok listrik sesuai daya maksimal sistem Ambon, dimana beban puncak Ambon saat itu mencapai 54 MW. Pada tahap berikutnya di bulan Mei mendatang, MVPP yang akan memasok listrik Pulau Ambon tersebut secara penuh beroperasi dengan daya mampu sebesar 60 MW.

“Hadirnya MVPP di Ambon selain untuk menambah kapasitas daya terpasang, juga untuk menggantikan mesin-mesin pembangkit yang sudah tua sambil PLN membangun pembangkit lainnya di wilayah Maluku demi kehandalan sistem,” ujar Haryanto.

Seperti diketahui, sebelum kapal pembangkit ini beroperasi, kemampuan suplai pembangkit di Ambon sebesar 62 MW dari total beban puncak yang mencapai 54 MW. Dengan adanya tambahan daya 60 MW dari MVPP Yasin Bey, maka akan ada cadangan daya sebesar 68 MW untuk sistem kelistrikan Ambon.

MVPP tersebut akan menyalurkan daya melalui jaringan transmisi 70 kV ke Gardu Induk (GI) Passo dan GI Sirimau yang sudah selesai dibangun tahun 2016 sebelum akhirnya disalurkan ke jaringan distribusi menuju rumah-rumah pelanggan.

Saat ini, PLN juga sedang membangun beberapa proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Pulau Ambon, contohnya yaitu pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2×10 MW yang saat ini sedang dalam tahap IPM Drilling (pengeboran) dan ditargetkan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) tahun 2020, Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas PLTMG Ambon Peaker berkapasitas 30 MW (COD 2018) serta PLTMG Ambon 2 berkapasitas 2×50 MW (COD 2020).

Di samping pembangunan pembangkit, untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem Ambon PLN juga akan membangun jaringan transmisi 150 kV Passo-Wayame, GI 150 kV Passo dan GI 150 kV Wayame yang ditargetkan akan selesai di tahun 2018.
Tidak hanya di Pulau Ambon, dalam program 35.000 MW, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan juga dilaksanakan di seluruh Provinsi Maluku yang meliputi pembangkit berbahan bakar minyak, gas, panas bumi dan surya.

Pertumbuhan Rasio Elektrifikasi Maluku Makin Signifikan

Di samping melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tersebut, PLN juga berupaya untuk melistriki semua ibukota kecamatan dan terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Maluku. Tercatat hingga tahun 2016, rasio elektrifikasi PLN di Maluku sebesar 77,44% dimana tinggal 17 ibukota kecamatan lagi yang akan dilistriki oleh PLN.

Pada tahun 2017, PLN akan melistriki 91 desa dan 7 ibukota kecamatan, di tahun 2018 akan melistriki 121 desa dan 10 ibukota kecamatan, 2019 akan melistriki 45 desa dan ditargetkan 384 Desa akan terlistriki sampai dengan tahun 2019 untuk mencapai Rasio Elektrifikasi 91,6%.

“Berbagai upaya kami terus lakukan untuk meningkatkan pelayanan kelistrikan di Maluku, sebagai salah satu upaya mewujudkan program Nawacita Pemerintah melalui program 35.000 MW. Khusus di Maluku dan Papua, PLN bertekad untuk menjadikan Maluku Papua Terang di tahun 2020, sebagai wujud kerja nyata PLN untuk menerangi negeri,” tutup Haryanto. (pam)

LEAVE A REPLY