Amien Sunaryadi: Kegagalan di Lapangan Bukan untuk Diolok-olok

0
137
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Humas SKK Migas

Jakarta, www.geoenergi.co.id – SKK Migas mengadakan sharing knowledge mengenai teknologi di industri hulu migas kepada K3S produksi selama dua hari mulai 2- 3 Maret 2017. Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi membuka acara tersebut. Dia menjelaskan tentang kendala-kendala yang ada di industri hulu migas. “Sektor hulu migas mengalami penurunan produksi sementara cadangan belum terlihat,” paparnya.

Selain itu, Amien juga mengungkapan mengenai sebaran lapangan migas yang juga semakin sulit. Ditambah lagi dengan primary recovery banyak yang sudah terlewati, sehingga harus bergeser ke secondary dan tertiary. “Persoalan untuk biaya operasi juga meningkat, karena semakin tuanya lapangan kita. Ini menyebabkan pandangan bahwa cost per recovery dan cost per barrel mahal. Ada pandangan yang melihat bahwa harga di industri kita juga jadi tidak efisien,” katanya.

Persoalan lapangan yang memiliki berbagai karakteristik juga dijelaskan Kepala SKK Migas. “Tidak ada harapan baru yang disertai tantangan baru. Masing-masing lapangan punya perbedaan karakteristik, jadi perlu teknologi dan standar operasi yang berbeda. Hal ini juga menyebabkan informasi tidak simetris. Misal ada teknologi yang gagal dan berhasil tapi tidak dipelajari,” ungkapnya.

Amin juga mengatakan bahwa SKK Migas menyelenggarakan workshop ini supaya KKKS bisa saling sharing ilmu. “Kegagalan di suatu lapangan bukan untuk diolok-olok tapi untuk dipelajari oleh operator lain. Walaupun ada kegagalan di suatu lapangan, belum tentu hal tersebut menjadi kegagalan di lapangan lain. Pengalaman dari WK-WK ini layak dipertukarkan. Bisa kita diskusikan utk penerapan ke depan,” pungkasnya. (pam)

LEAVE A REPLY