Latihan Penanganan Kedaruratan Bencana di Wilayah Nuklir

0
651
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Yogyakarta, www.geoenergi.co.id – Salah satu fasilitas nuklir milik Indonesia berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Instalasi nuklir yang terdapat di dalamnya telah dirancang, dibangun dan dioperasikan tunduk pada persyarakatan keselamatan, baik nasional juga internasional. Namun tidak mungkin menihilkan resiko kecelakaan yang membutuhkan penanganan tindakan penanggulangan lepas kawasan dengan dibantu oleh berbagai pihak terkait.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta, Krido Suprayitno, mengatakan, “Tema sentral kegiatan ini adalah Kegagalan Teknologi. Kedaruratan akibat kegagalan teknologi membutuhkan penanganan yang lebih spesifik dan lebih khusus,” kata Krido saat pembukaan Table Top Exercise Penanganan Kedaruratan pada Kejadian Bencana di Kawasan Nuklir Yogyakarta, Rabu (31/08/2016).

Table Top Exercise ini adalah pertemuan untuk menyusun materi kegiatan latihan yang tujuan melatih kemampuan dan ketrampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan pada satuan tugasnya dalam operasi tanggap darurat bencana. “BATAN punya SOP (Standard Operational Procedure), BPBD punya SOP, Polisi, TNI dan yang lainnya punya SOP, Nah… hari ini dikolaborasikan untuk memperkuat keterpaduan dalam pelaksanaan pekerjaan,” demikian kata Krido.

Sementara itu saat jumpa pers, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN Yogyakarta, Susilo Widodo menyampaikan, “Diantara sekian banyak bencana teknologi yang potensial, nuklir ini sebenarnya potensinya yang paling rendah ketimbang teknologi-teknologi yang lain,” kata Susilo. Namun demikian Susilo merasa senang dan bangga karena lembaga yang dipimpinnya dipakai untuk latihan seperti ini.

Susilo berharap dari kegiatan ini akan mendapatkan simulasi-simulasi yang berguna untuk penyempurnaan SOP dan penyempurnaan langkah koordinasi antar instansi. “Semuanya ini sangat diperlukan, jika sekiranya terjadi bencana teknologi, teknologi apapun,” lanjut Susilo.

Puncak acara nantinya akan diselenggarakan 10 September 2016, yaitu Field Training Exercise (Gladi Lapang) dengan melibatkan 500 personil yang terdiri dari BPBD dan SKPD Sleman, BATAN, Bapeten, Kepolisian, TNI, BMKG, Perguruan Tinggi, Perhotelan, dan masyarakat sekitar.

Dengan adanya kegiatan diatas diharapkan mampu meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, mengatasi kesenjangan kerja sama dan memperkuat keterpaduan operasi antar pemangku kepentingan guna membangun ketangguhan DIY dalam menghadapi bencana kegagalan teknologi. Semuanya ini untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan reaktor.

LEAVE A REPLY