Peneliti LIPI Sarankan Jakarta Ubah Pola Pembangunan

0
399
Share on Facebook
Tweet on Twitter

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Robert M Delinom menyarankan agar pemerintah mengubah pola pembangunan kawasan di wilayah Jakarta. Sebab, kondisi bawah permukaan Jakarta sudah tergolong buruk akibat tatanan keseimbangan bagian bawah terganggu.

Tengok saja, berdasarkan hasil penelitian Robert pada 2000 hingga 2005, permukaan tanah Jakarta mengalami penurunan sekitar 5 (lima) hingga 15 cm setiap tahun. “Kondisi air bawah tanah yang buruk setiap tahunnya sangat berpengaruh dalam tatanan keseimbangan bagian bawah permukaan Jakarta yang meliputi kondisi tanah, mineral tanah serta aliran air bawah tanah tersebut,” ujar Robert di acara Bedah Buku “Ancaman Bawah Permukaan Jakarta Tak Terlihat, Tak Terpikirkan, dan Tak Terduga”, di PDII LIPI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk mengatasi hal itu, dia menyarankan, perlu perubahan pola pembangunan. Wilayah utara Jakarta tidak diperkenankan ada bangunan masif. Kemudian, bagian tengah masih direkomendasikan bangunan masif dan perkantoran. Dan, wilayah selatan harus diperbanyak wilayah terbuka hijau dan lokasi muaranya air. “Tempat-tempat yang kelihatannya turun perlu juga memperluas tempat-tempat parkir air seperti di wilayah utara dan barat Jakarta,” saran Robert.

Dikatakan Robert, bila Jakarta tidak segera berbenah, maka ancaman buruk yang akan menimpa ibu kota negara ini bisa menjadi kenyataan. Sebab, saat ini pun permukaan tanah masih mengalami penurunan. “Besar penurunan permukaan tanah berbeda-beda di setiap wilayah. Faktor utamanya adalah kondisi air bawah tanah yang kualitasnya semakin menurun,” paparnya.

Sedangkan, faktor lain yang ikut mendukung penurunan permukaan tanah adalah pertambahan bangunan dalam skala masif yang terjadi setiap tahun. “Bangunan-bangunan untuk kepentingan industri, perkantoran, perumahan menyebabkan daerah resapan air semakin menipis. Dan, itu harus ditata ulang oleh pemerintah,” ujar Robert. (Pam)

LEAVE A REPLY